Cari

Jumat, 15 April 2011

sejarah kendari 2

- Letak Geografis
Seperti kita ketahui bahwa secara administrative propinsi Sulawesi tenggara terdiri atas 4 kabupaten daerah tingkat II , yaitu:
1. Kabupaten daerah tingkat II kendari dengan ibu kotanya kendari yang kemudian pada tahun 1983 sampai sekarang dipindahkan ke unnaha yang merupakan pusat kerajaan konawe dahulu
2. Kabupaten daerah tingkat II Kolaka dengan ibu kotanya kolaka.
3. Kabupaten daerah tingkat II Buton dengan ibukota Bau-Bau.
4. Kabupaten daerah tingkat II Muna dengan ibu kotanya Raha.
Keempat kabupaten daerah tingkat II tersebut di atas, Kabupaten Daerah Tingkat II Buton dan Muna merupakan daerah kepulauan, sedangkan daerah tingkat II kendari dan kolaka keduanya terletak di daratan jazirah Sulawesi Tenggara. Salah satu diantaranya adalah kendari, dimana pelabuhan kendari berada .

Kabupaten daerah tingkat II kendari berada pada posisi 030-060 LS dan 210-240BT dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten daerah tingkat II Luwu [Sulawesi selatan ]
Dan Sulawesi tengah.
- Sebelah timur berbatasan denganLaut Banda.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Tiworo .
- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten kolaka.
Batas batas wilaya kabupaten daera tingkat II kendari tersebut di atas di dasarkan
Pada peraturan pemerinta nomor 6 tahun 1964, dengan beberapa per timbangan,
Antara lain: mengikuti batas batas historis dari wilayah kerajaan konawe sejak jaman
Dahulu.
Batas batas tersebut tetap di ikuti dalam mengatur administrasi pemerinta berdasarkan batas wilayah ini. Maka suku tolaki yang mendiami kabupaten daerah tingakat II kendari lazim disebut tokonawe,karena wilayahnya adalah bekaswilayah kerajaan konawe. Sedangkan suku tolaki yang mendiami daerah tingkat II kolaka lazim disebut Tomekongga (Tomengkoka).
Dari segi kedudukannya mempunyai letak yang strategis baik di bidang ekonomi, social budaya dengan memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dalam berbagai aspek baik aspek pertanian, peternakan, perkebunan, perindustrian maupun pariwisata.
Tentang keadaan alamnya, di mana kabupaten daerah tingkat II kendari terdiri dari daerah yang bergunung-gunung yang diselingi dengan lembah dan tanah yang datar serta berawa-rawa. Tanah-tanah tersebut pada dewasa ini telah dimanfaatkan oleh penduduk sebagai lahan perkebunan, pertanian dan perikanan. Disamping tanahnya yang subur juga mempunyai sungai-sungai kecil dan dua buah sungai besar seperti sungai Konawe eha dan sungi Lasolo. Sungi Konawe eha airnya mengalir dari arah barat ke arah timur, sungi ini merupakan sungai yang terpanjang dan terbesar di Sulawesi Tengara, saat ini airnya di bendung untuk pengairan.
Bendungan yang airnya di ambil dari sungai Konawe eha di bangun oleh pemerintah dengan biaya ± RP 52.Miliar. bendunga tersebut dapat mengairi sawa seluas kurang lebih 48.000 Hektar. Bendungan tersebut terletak kurang lebih 700 m dari batas wilayahnya di tumbuhi.
Hutan-hutan di kendari sangat lebat yang banyak menghasilkan berbagai jenis kayu,rotan,dammar dan berbagai satwa hutan seperti rusa,anowa,babi,kerbau,sapi,burung kakaktua,burung nuri,elang dan tekukur.


sumber (Aswati, 1996)

Sejarah Kendari

A. Kendari Sebelum Terjadinya Perubahan Sosial Politik
Konawe merupakan salah satu kerajaan yang pernah ada di Sulawesi tenggara, yang wilayahnya sekarang sebagian masuk dalam wilayah kabupaten dati II kendari.
Proses terbentuknya kerajaan konawe, ddimalai dengan terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat dari daratan konawe(unaaha). Sejak kedatangan mereka dari danau matana,(Sulawesi tengah) kemudian bersatu dalam satu kesatuan hidup, lalu berkembang menjadi penduduk asli daratan kendari(konawe) yakni suku Tolaki. Kerajaan konawe mempunyai batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan kerajaan luwu.
2. Sebelah timur berbatasan dengan laut Maluku dan laut Banda.
3. Sebelah selatan barbatasan dengan selat tiworo.
4. Sebelah barat berbatasan dengan kerajaan mekonga.
Ditinjau dari sudut strategi pertahanan, letak kerajaan konawe sangat baik sekali, oleh karena terletak ditanah datar, yakni berada diketingian 700 meter dari permukaan laut serta dikelilingi oleh gunung-gunung. Tetapi sebaliknya, bila dilihat dari sudut ekonomi terutama perdagangan, pusat kerajaan konawe kurang strategis, karena letaknya sangat jauh dari pantai yang merupakan lalu lintas perdagangan. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan perekonomian kerajaan konawe sangat lamban, bila dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan yang berada didaerah pantai.

Kerajaan konawe mengalami masa kejayaan pada masa kerajaan Tebawo pada masa pemerintahan tebawo disusun organisasi pemerintahan yang teratur. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya ketentraman dari dalam negri dan luar negri. Antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah terjadi hubungan yang baik menyebabkan ketentraman dalam negri.
Struktur organisasi pemerintahan itu disebut “siwole mbatohu” dan “pitu dula batu”(talam berisi/bersegi empat dan tujuh wada batu), yakni:
Siwole mbatohu adalah empat wilayah besar kerajaan konawe, yaitu:
1. Tambo ilosoano oleo(gerbang timur) yai
2. tu ranomeeto dengan pimpinanya bergeler sapati:
3. Tambo itepuliano oleo(gerbang barat) yaitu latoma dengan pimpinanya yang bergelar sabandara.
4. Barata I’hana(sayap kanan)yaitu Tonga una yang dipimpin oleh ponghawa.
5. Barata I’moeri(sayap kiri) yaitu asaki yang dipimpin oleh inowa.(B. Bhurhanuddin,1978:30).
Setiap wilayah dari siwole mbatohu diatas, ditempatkan seorang pejabat kerajaan dengan status raja bawahan yang bertangugn jawab langsung kepada mokole (raja) di unaaha. Unaaha adalah ibukota atau pusat kerajaan konawe. Dijadikanya unaaha sebagai pusat kerajaan dan pusat pemerintahan dikerajaan konawe, karena dilihat dari segi strategis keamanandan pengembangan wilayah kerajaan, demikian pula dari segi kelancaran administrasi pemerintahan serta pertimbangan social politik, social budaya dimana unaaha terletak ditengah-tengah wilayah dari Siwole mbatohu. Begitu pula wilayah kerajaan disusun kedalam tiga tingkatan kekuasaan pemerintahan yaitu:
1. Wonua(kerajaan) dikepelai oleh mokole(raja)
2. Tobu(daerah) dikepalai oleh puutobu
3. Napo(desa) dikepalai oleh toono motuo
Sedangkan dewan kerajaan terdiri dari tiga dewan yaitu:
1. Dewan kerajaan terdiri dari:
a. Mokole sebagai kepala Negara
b. Sule mandara sebagai perdana mentri
c. Kotu bitara selaku mahkama agung
d. Puutobu tuoy sebagai urusan dalam kerajaan
e. Tutuwi motaha selaku panglima kerajaan
f. Raja muda atau putra mahkota yang disebut Inea sinomu
2. Dewan cabinet terdiri dari:
a. Sapati berkedudukan diranomeeto
b. Sabandara berkedudukan di wowa la toma
c. Pongawa berkedudukan ditonga una
d. Inoma berkedudukan di asaki(lambuya)
e. Tusa wuta berkedudukan dikasipute
f. Kapita anamoleko selaku mentri angkatan darat berkedudukan diuepai
g. Kapita lau(kapita bondoala) selaku mentri angkatan laut berkedudukan di sampara
Angota-angota dewan cabinet, disamping mempunyai tugas sebagai mentri juga bertugas sebagai kepala wilayah.
3. Dewan rehdahan terdiri dari:
Dewan rendahan terdiri dari para puutobu yang dibantu oleh para toono motuo pada tiap Napo.tiap-tiap toono motuo dibantu aleh para penjabat fungsionaris yang terdiri dari:
a. Pembina masyarakat yaitu pabitara, posudo dan tolea.
b. Urusan kesejahteran yaitu mbuowai, mbuakoi dan mbusehe
c. Urusan keamanan: tamalaki dan otada
Setelah tersusun struktur pemerintahan kerajaan di tetapkanlah personalia Dewan Kerajaan danDewan Kabinet sebagai berikut:
1. Dewan Kerajaan(Pemerintah pusat)
2. Mokole yaitu Kalenggo berkedudukan di Unaaha.
3. Sulemandara yaitu Kalenggo berkedudukan di Puosu.
4. Kotubitara yaitu Lele Suwa berkedudukan di Wonggeduku.
5. Puutobu Tuoy yaitu Podada berkedudukan di Unaasi.
6. Tutuwi motana yaitu Pakandeate berkedudukan diAnggaberi.
7. Inea Sinumo yaitu Maranay berkedudukan di Abuki.
Sedangkan dewan cabinet yang tugasnya sebagai penguasa wilayah dijabat oleh:
1. Seperti dijabat oleh sorumba berkedudukan diranomeeto.
2. Sabaranda dijabat oleh buburanda berkedudukan di wowa latoma.
3. Pongawa dijabat oleh paluwa berkedudukan dironha una.
4. Inowa dijabat oleh imbanahi berkedudukan di asaki lambuya.
5. Tusa wuta dijabat oleh latuo berkedudukan di kasipute.
6. Kapita ana molepo dijabat oleh Tariadala berkedudukan di uepay.
7. Kapita lau dijabat oleh hariban berkedudukan di sambara/pohara(dokumenta, 1977-1982:123).
Tiap-tiapdaerah/wilayah terbagi oleh beberapa tobu yang dipimpin oleh beberapa puutobu. Kemudian tobu dendiri terbagi atas beberapa napo(desa). Kerajaan konawe mempunyai 30 puutobu dan 300 toono motuo. Disamping itu, juga ditentukan para pemegeng arsipumum yang bertempat tingal dipehanggo, petugas pesenjataan tewanga yang dikordinir langsung oleh sulemandara dipuuosu.
Tebawo adalah mokole yang bijaksana dan ahli dalam hokum adat. Berkat keahlianya dalam menatur tata kehidupan masyarakat yang pelaksanya dirasakan adil,sehinga rakyat hidup tentram dan damai.
Mokole tebawo, disamping menjalankan politik dalam negri juga melaksanakan politik luar negri yang bebas aktif, terutama hidup berdampingan secara damai dengan kerajaan-kerajaan tetanganya,sehinga berdatanganlah pedagang-pedagang dari luar, antara lain: buton dan binongko yang dating untuk menukarkan barang-barang dagangan mereka dengan beras(gaba) dari konawe. Barang-barang yang didatangkan dari luar seperti: sarung, gong, kendi, barang peceh dalam dan barang-barang porselin.
Hasil-hasil pertanian kerajaan konawe berlimpah ruah, seperti beras dan ternak. Oleh karena itu, rakyatnya mengekspor kedaerah-daerah disekitarnya yang kemudian ditukarkan dengan barang-barang yang diperlukan masyarakat konawe.
Hubungan kerja sama ini terjalin dengan dasar saling hormatmenghormati kedaulatan negri masing-masing. Kerja sama dibidang politik,pertahanan, ekopnomi dan social budaya. Disamping itu para pedagang yang masuk ke kerajaan konawe telah memeluk agama islam, sehinga kedatangan mereka bukan saja untuk berdagang tetapi juga menyebarkan agama islam.
Mokole tebawo membagi wilayah kekuasanya dengan tujuan untuk memperlancar roda pemerintahan baik secara horizontal maupun secara vertical. Seperti yang dikemukakan oleh abdul rauf tarimana dalam hasil penelitianya yang berjudul “budaya kepemimpinan (mohupuki wonua) dalam masyarakat tolaki(1989:51).
a. Adanya kesatuan pemerintah(uniti of command) dari pusat kerajaan (dari atas) kebawa, melalui tingkat wilayah, tingkat puutobu sampi tingkat napo (desa) yang jelas dan tegas (tidak simpan siur).
b. Secara horizontal, adanya garis hubunngan kordinasi keatas. Namundari masing-masing penjabat kerajaan baik dari tingkat pusat(kerajaan), tingkat wilayah (tobu)maupun tingkat napo yang mengambarkan adanya kesatuan tangung jawab antara bawahan dan pimpinan pada semua jenjang dan tingkatan unit pemerintahan.
Mokole tebawo dipandang sebagai seorang pemimpin yang demokratis, karena selalu berusaha mensinkronisasikan antara kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahanya dan selalu berusaha mengutamakan kerja sama dalam usaha mencapai tujuan. Mokole tebawo mangkat dalam usia lanjut dan diberi gelar sangia inato (sangia=dewa, inato=diatas).


sumber (Aswati, 1996) Balai Penelitian Unhalu

Sabtu, 12 Maret 2011

Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Pemberantassan ILLEGAL LOGGING Untuk Menurunkan Angka Kerusakan Hutan Di Kabupaten Konawe Selatan”.

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kampanye lingkungan merupakan aktifitas komunikasi didalam menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktifitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada satuan waktu tertentu. (Rogers & Storey, 1987).
Terlepas dari semua itu Kampanye tentang Pemberantasan pembalakan liar terus “memanas” dan “mengglobal”, Terlepas dari segala kontroversial yang masih ada, Kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi opini individu dan publik, kepercayaan, tingkah laku, minat, serta keinginan audiensi dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif (Rice dan Paisley). Selanjutnya Rice dan Paisley, mendefinisikan komunikasi dalam berkampanye merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang bernama antar individu” suatu lambang yang sama-sama dimengerti .Kampanye menggunakan interaksi simbolis artinya pengoperan symbol-simbol atau lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna tertentu dalam berkampanye. Lambang komunikasi itu sendiri bisa berupa bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda (sign), gambar-gambar, isarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil sesuai yang telah direncanakan oleh komunikator. Dengan lambang-lambang tersebut komunikan termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan senang hati apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hubungan dengan interaksi simbolik tersebut maka kegiatan kampanye bersifat psikologis. Dalam pelaksanaan kegiatan kampanye, pendekatan persuasife merupakan kegiatan penting, karena di sini membahas upaya merubah perilaku individu dan massa
kampanye stop ILLEGAL LOGING telah memenuhi semua jenis media komunikasi publik di seluruh dunia. Mulai dari media cetak, radio, tv, dan internet. Tak ketinggalan dunia perfilman, isu-isu mengenai lingkungan hidup dan global warming juga telah menjadi tema banyak film yang diproduksi di berbagai negara di seluruh dunia belakangan ini. Untuk mencegah agar kondisi hutan tidak semakin rusak, dan tentunya akan berkontribusi dalam menjaga fungsi hutan sebagai penyimpan dan penyerap karbon, maka beberapa lembaga yang konsern terhadap pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan, (sustainable forest management), dimana kerugian luar biasa yang sangat sulit di atasi dan membutuhkan jangka waktu yang relatif sangat lama untuk mengembalikan hutan kita selalu dikhotbahkan diantaranya oleh Perkumpulan Telapak, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Jaringan untuk Hutan (JAUH) – Sulawesi Tenggara dan Forest Watch Indonesia (FWI), mendorong community logging menjadi salah satu solusi dalam mencegah terjadinya deforestasi dan degradasi hutan.
Di Sultra penyebar luasan informasi komunikasi turut berperan penting dalam membangun perspektif masyarakat terhadap persoalan lingkungan. Menyadari pentingnya komunikasi-informasi para pemangku kepentingan pihak dalam proses interaksi menuju terciptanya pelestarian lingkungan, Perkumpulan Wartawan Lingkungan (Green Press) Kendari yang beranggotakan wartawan-wartawan secara personal dari berbagai media di Sulawesi Tenggara (Kendari Ekspres, Kendari Pos, Media Sultra, Sultra Pos, Kendari TV, dan Radio Swara Alam) melakukan refleksi dan serangkaian kegiatan dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2006 dengan tema “Pedulilah Lingkungan Sebelum Bencana Datang”. Kegiatan ini diselenggarakan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan melalui publikasi, komunikasi dan informasi.
Berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh Green Press Kendari di antaranya: Kampanye penyelamatan lingkungan dengan ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan hidup.
Adapun dialog-dialog dan kegiatan lain seperti:
1. Dialog Publik Pengelolaan Lingkungan Hidup dilaksanakan sebagai upaya untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan membahas masalah-masalah lingkungan hidup yang dihadapi sehari-hari.
2. Dialog Publik Pencegahan Bencana Lingkungan Hidup dengan tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin masyarakat secara bersama mencegah terjadinya bencana lingkungan
3. Lomba Karya Tulis Ilmiah Populer Tingkat SLTA se- Kota Kendari, dengan tujuan untuk menumbuhkan kreativitas siswa dan kecintaannya pada lingkungan hidup.
Dinas Kehutanan Kab. Konawe Selatan sejak awal berdirinya sebagai kabupaten yang baru berdiri pada 2 Mei 2003, mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga sumber daya hutan tetap terjaga apa lagi Kab. Konawe Selatan memiliki potensi sumber daya kehutanan yang luar biasa. Berdasarkan survei Dinas Kehutanan Sulawesi Tenggara pada 2003, Konawe Selatan memiliki luas areal tanaman perkebunan rakyat sekitar 110.200 hektar, yang terdiri dari jenis tanaman yang belum menghasilkan seluas 9.900 hektar. Sedangkan tanaman menghasilkan seluas 37.500 hektar serta tanaman tidak menghasilkan seluas 1.160 hektar.
Beberapa langkah-langkah dan kegiatan guna mendukung program kampanye lingkungan telah di jalankan oleh pemerintah Terkait (DINAS KEHUTAN) di antaranya penempatan papan-papan pengumuman, Spanduk, Baliho tentang Larangan, bahaya dan dampak negatif ilegal logging Dengan Menampilkan gambar Bupati Konawe Selatan sudah dilakukan. Ada pula Kerja sama dengan mereka yang tergabung dalam LSM Jauh (Jaringan untuk Hutan) itu membentuk Koperasi Hutan Jaya Lestari (HJL) yang tersebar di 21 desa yang ada di 4 kecamatan yaitu Lainea, Kolono,Palangga dan Andoolo.
Kegiatan lainnya meminta lembaga yang mengeluarkan sertifikat untuk melakukan penelitian yaitu Forest Steward Council (FSC). Hasilnya, FSC yang begitu ketat dalam melakukan pengawasan pada pengelolaan hasil hutan berkesimpulan bahwa, system yang mereka terapkan layak mendapat sertifikat. Lembaga ini pun akan melakukan pengawasan dan meneliti setiap 5 tahun, untuk mengetahui konsistensi masyarakat dalam menjalankan system tersebut.
Tapi, Terdapat kesenjangan yang serius antara reportase investigasi yang independen dan analitis terhadap isu-isu lingkungan dengan bagaimana sumber daya alam dikelola untuk keuntungan atau kerugian masyarakat yang ada di Indonesia.
Dengan kata lain, Seiring maraknya Kampanye komunikasi yang sudah mememenggunakan beberapa jenis media dan pendekatan komunikasi dalam menyerukan stop illegal loging, tidak mempengaruhi laju kerusakan hutan, dimana masih banyaknya terdapat masalah-masalah lingkungan yang mencuat di permukaan yang bilamana di teliti secra cermat dan mendalam selalu berpangkal pada masalah lingkungan yang rusak sepeti: hilangnya cadangan hutan di mana tempat segala jenis flora dan fauna hidup dan berkembang biak, Semakin Sulitnya Mendapatkan Sumber Air, Cuaca Yang Ekstrim dan tidak menentu, Bencana Alam, sampai pada pemanasan global yang tentunya semua itu mengancam kehidupan umat manusia di bumi ini. Disini terdapat sesuatu yang cukup Kontradiktif dan krusial dan harus segera dilihat dari sisi mana Sehingga Kampanye tidak memliki efek yang kita harapkan. Inilah yang mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Pemberantassan ILLEGAL LOGGING Untuk Menurunkan Angka Kerusakan Hutan Di Kabupaten Konawe Selatan”.

(Sumber: Arbit-Jurusan Komunikasi FISIP)

GAYA BERKOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 1 KENDARI MELALUI MEDIA ONLINE

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kecanggihan teknologi pada saat ini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sarana komunikasi. Salah satu kebutuhan utama bagi manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi adalah kebutuhan berkomunikasi. Untuk itu di butuhkan sarana komunikasi yang dapat memberikan kemudahan dalam rangka pengiriman maupun penerimaan pesan untuk informasi yang di butuhkan.
Seiiring dengan majunya teknologi dimana semakin hari teknologi yang ditawarkan semakin canggih dan sulit untuk dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, pengaruhnya terhadap gaya hidup khususnya dikota besar adalah salah satu dampaknya. Sebagian orang mungkin akan merasa ketinggalan zaman apabila tidak mengerti apa dan bagaimana itu internet. Menurut Ramelan, dkk (dalam Pengantar Internet 2000), internet adalah suatu jaringan komputer global terbentuk dari jaringan-jaringan komputer lokal dan regional, memungkinkan komunikasi data antar komputer-kompuer yang terhubung ke jaringan tersebut.
Melalui dunia maya, membangun relasi seluas-luasnya bisa dilakukan kapan saja. Internet telah memangkas sebagai besar kendala manusia untuk menjalin relationship dengan siapa saja. Internet sebagai media komunikasi. Melalui internet dapat dilakukan komunikasi baik antar individu maupun antar organisasi melalui fasilitas seperti e mail, fax, chatting dan teleconference (dalam nuril anwar.blog).
Belakangan masyarakat semakin gencar dengan internet karena teknologi tersebut sangat menggiurkan pemakainnya. Dengan kehadiran situs-situs jejaring sosial, internet semakin diminati. Masyarakat berlomba-lomba membeli handphone yang menyediakan fitur-fitur yang memanjakan penggunanya.
Dampak positif yang di timbulkan media internet. Misalnya sebagai sumber informasi, media komunikasi, e-commerce, media promosi, pengisian dan query data. Internet sebagai sumber menggali infomasi. Melalui internet, kita dapat mengakses infomasi global baik pada lembaga internasional seperti FAO, USDA, IMF maupun lembaga nasional seperti BPS, LIPI dan Universitas. Barangkali infomasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan internasional, nasional, maupun lokal yang berisi produk-produk mereka (dalam nuril anwar.blog). Disamping itu terdapat dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari internet, salah satunya yaitu mudahnya masyarakat dalam mengakses situs-situs porno yang mengakibatkan rusaknya moral masyarakat dan banyak situs-situs jejaring sosial yang menawarkan gratis (seperti Facebook, Twitter, etc) yang dapat menyebabkan ketergantungan pada pengguna.
Adanya internet memang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat khususnya masyarakat dikota besar. Teknologi ini memang sulit ditolak karena teknologi ini banyak sekali meraup manfaat, walaupun menuai dampak negatif juga. Dampak teknologi internet yang maju dengan pesat ini akan dan telah merubah pola kehidupan manusia. Sekali lagi dampak baik maupun buruk yang diperoleh kembali lagi diserahkan kepada pengguna. Pengguna diharapkan untuk memanfaatkan internet secara maksimal namun dengan norma-norma yang belaku.
Di lingkungan SMA Negeri 1 Kendari pun perkembangan teknologi sangat terasa. Hampir semua siswa dan siswi di SMA Negeri 1 Kendari memiliki HP bahkan laptop sendiri. Jenisnya pun beragam dan sangat bervariasi. Semua alat komunikasi tersebut memiliki manfaat-manfaat yang berguna bagi para pemakainya selain untuk telepon dan sms. Misalnya untuk mengakses internet lewat HP dengan koneksi GPRS, dan Laptop dengan koneksi Wifi yang sudah banyak di sediakan di sekolah¬sekolah saat ini termasuk di SMA Negeri 1 Kendari.
Siapa yang tidak kenal dengan internet? Tentunya setiap siswa dan siswi di SMA Negeri 1 Kendari sudah sangat akrab dengan kata tersebut. Dengan alat-alat yang mereka miliki, para siswa dan siswi dapat mengakses internet kapanpun dan dimanapun mereka mau (dengan koneksi tentunya). Beberapa site yang paling sering dikunjungi adalah yahoo, yahoo messenger untuk chatting, wikipedia serta blog untuk mencari informasi, facebook, dan twitter.
Dewasa ini siapa yang tidak tahu tentangmedia online yang berupa facebook, dan twitter adalah sebuah situs jaringan sosial yang sedang digemari oleh banyak orang saat ini, terutama di kalangan para remaja. Hampir 99% remaja yang apabila ditanya apakah mereka mengetahui tentang facebook, dan twitter atau tidak pasti akan langsung menjawab ’iya’. Hal ini disebabkan karena facebook dan twitter yang sedang trend remaja saat ini. Bahkan sudah dianggap sebagai bagian dari gaya pergaulan mereka.
Berikut ini penulis menguraikan sebuah ilustrasi sebagai berikut:
Seorang anak dikenal sebagai anak yang pemalu disekolahnya, di sekolah tidak banyak yang dilakukannya. Saat istirahat pun saat rekan-rekannya sibuk mengobrol dan bersenda gurau dengan teman sebaya, ia malah asyik dengan dirinya. Jika tidak diperpustakaan untuk membaca maka yangdilakukan hanya sendirian menikmati makan siangnya. Tetapi keadaannya berbeda sekali ketika ia sampai dirumah. Sesampainya dirumah ia langsung menghubungkan komputernya dengan internet. Di internet diluar dugaan ternnyata banyak sekali teman yang dimilikinya. Lewat situs jejaring social (social networking sites) seperti friendster, facebook dan lainnya teman yang dipunyainya ada puluhan bahkan mendekati ratusan. Jika didunia nyata teman-teman yangdimiliki hanya sedikit, didunia maya teman-temannya banyak sekali.
Berdasarkan ilustrasi di atas, maka perlunya melakukan analisa terhadap pola kehidupan siswa di sekolah maupun di rumah sebagai berikut; (1). Internet bisa menjadi pelarian dari kehidupan nyata bagi siswa, dengan demikian jika dalam kehidupan nyata dia gagal melakukan pertemanan, di dunia maya tinggal tekan tombol bertambahlah satu lagi temannya. (2). Kebutuhan berkomunikasi adalah sifat dasar manusia, jika terhalang dalam satu kesempatan maka individu akan melakukannya dengan fasilitas lain dalam kesempatan yang lain pula. (3). Teknologi internet memungkinkan seseorang ‘merasa’ mempunyai pertemanan dan jaringan sosial, padahal belum tentu juga ada keterikatan emosi yang terjadi disitu. (4). Siswa dan siswi kita mempunyai dua arena bermain, dunia nyata dan dunia maya. (5). Disekolah guru kurang mencermati kepribadian siswa jenis ini, akibatnya penggunaan metode belajar yang membuat anak mau berpikir kritis serta berperan sebagai komunikator yang efektif juga jarang dilakukan.
Banyak sekali para remaja yang senang mengunjungi dan menggunakan situs ini adapun jumlah pengguna situs Facebook di Indonesia sekitar 2 jutaan orang untuk saat ini dan Twitter sekitar 1 jutaan lebih yang menggunakannya di indonesia. Begitupun dengan para siswa dan siswi SMA Negeri 1 Kendari yang sudah termasuk dalam pengguna situs tersebut. Saat ini banyak sekali dari mereka yang menggunakan facebook, dan twitter sebagai sarana komunikasi. Bahkan banyak di antara mereka yang sudah menjadi facebook, dan twitter mania yaitu sebuah komunitas bagi para pengguna facebook, dan twitter yang sangat suka menggunakan facebook, dan twitter. Namun seperti semua hal yang ada di dunia ini, facebook, dan twitter pasti memiliki dampak¬-dampak atau pengaruh-pengaruh bagi para penggunanya. Termasuk pengaruh terhadap komunikasi para penggunanya. Hal inilah yang akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini juga akan membahas tentang trend berkomunikasi siswa dan siswi SMA Negeri 1 Kendari melalui media online seperti facebook, dan twitter.

(sumber: Arbit-Jurusan Komukasi Fisip Unhalu)

Jumat, 11 Maret 2011

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak yang menyatakan bahwa pendidikan di indonesia di kembangkan melalui lembaga- lembaga formal dan non formal.dari kedua lembaga pendidikan ini, lembaga pendidikan formal memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik siswa menjadi kader penulis bangsa .sekolah menengah pertama (SMP) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah dirjen pendidikan dasar dan menengah.salah satu mata pelajaran yang di sajikan pada sekolah menengah pertama ini adalah pengetahuan sosial (PS), di mana mata pelajaran ini di bagi dalam tiga bagian yaitu ps ekonomi,ps geografi, dan ps sejarah.
Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan prestasi belajar pengetahuan sosial,pemerintah sudah melakukan berbagai upaya seperti penyempurnaan kurikulum,pengadaan buku- buku paket pengetahuan sosial peningkatan pengetahuan guru mata pelajaran pengetahuan sosial yaitu melalui penataran,baik secara regional mapn nasional.dan salah satu contoh kasus yang menbuktikan fenomena tersebut adalah ketika orang ramai-ramai menuduh guru sebagai faktor utama penyebab rendahnya mutu lulusan di tingkat sekolah, dengan alasan bahwa (1) guru yang paling banyak bersentuhan langsung dengan proses pendidikan tingkat sekolah. (2) guru- guru yang ada saat itu tidak memiliki kompotensi di bidangnya alias bermutu atau kualitas sehingga memiliki pengaruhyang signifikan terhadap mutu lulusan (3) waktu guru lebih banyak tersita untuk memikirkan kebutuhan hidupnya dari pada memikirkan tugasnya keseharian sehingga guru, dan (4) rendahnya anggapan pendidikan yang di berikan oleh pemerintah dalam menetapkan gaji guru
Berbagai alasan yang mengemukan hal tersebut di jadikan sebagai bukti bahwa guru merupakan penyebab rendahnya mutu lulusan sekolah atau permasalahan- permasalahan ini merupakan faktor yang banyak berbicara pada tataran makro,padahal seharusnya unsur- unsur mikro tidak boleh di sepelekan. Pada tataran mikro mutu pendidikan tidak mungkin tercapai tanpa reformasi peserta didiknya yang produktif dan berprestasi,karena peserta didik (siswa) merupakan salah satu sumber daya manusia yang menentukan mutu pendidikan.
Dalam berbicara mengenai kegiatan belajar, maka tidak terlepas dari dari faktor- faktor yang mempengaruhi belajar menurut slameto (1987:54) faktor- faktor yang mempengaruhi belajar adalah yang berasal dalam diri siswa(internal) yang meliputi faktor jasmani, faktor psikologi, faktor kelelahan dan faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal) yang meliputi faktor-faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil- hasil belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih memehami dan menguasai materi pelajaran yang di bandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajarnya. Karena motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan dan tujuan sehingga sehingga kekuatan utama yang menggerakan dan mengarahkan sikap dan perilku, siswa untuk belajar.sebab menurut usman (2000:28) motivasi merupakan pendorong timbulnya suatu tingkah laku. Dalam pengertian ini dapat di simpulkan bahwa timbulnya tingkah laku yang di maksud adalah keinginan belajar, atau keinginan –keinginan lain yang di lakukan untuk mencapai tujuan,yaitu prestasi belajar.
Dengan adanya asumsi dan kalangan siswa bahwa pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang sulit dan mempunyai banyak materi telah menyebabkan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.sehingga dalam proses belajar- mengajar, pengetahuan sosial perhatian siswa terhadap mata pelajaran sangat kurang. Sehingga di dalamnya proses pembelajaran motivasi merupakan hal yang sangat penting yang harus di miliki oleh siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.hal ini di pengaruhi oleh fenomena yang berkembang di kalangan siswa yang menggangap belajar pengetahuan sosial adalah sesuatu yang sangat membosankan bagi mereka persoalan –persoalan seperti ini menjadi bahan yang meanarik perhatian peneliti untuk di teliti dengan mengunakan pendekatan ilmiah utamanya mencari hubungan yang signifikan antara motivasi dan prestasi belajar.
Berdasarkan urian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul” hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari.
2. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari.
3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari.
D. Manfaat Penelitian
1. Siswa melalui penelitian ini di harapkan mereka memiliki kesadaran penuh bahwa belajar mata pelajaran pengetahuan sosial bukanlah suatu hal yang membosankan, dan mereka perluh membutuhkan dorongan serta membangkitkan seluruh kemampuan yang ada dalam diri mereka untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
2. Guru, untuk lebih mengembangkan kemampuan mereka tidak hanya dalam transfer pengetahuan tetapi juga dalam transfer nilai-nilai yang dapat membangkitkan semangat, kesadaran dan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat tercapai prestasi belajar yang lebih baik
3. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

BAB I1
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2004:2)
Sardiman (1987:23) menyatakan bahwa belajar adalah usaha mengubah tingkah laku, belajar akan membawa perubahan tingkah laku pada individu yang belajar di mana perubahan itu akan tampak pada semua aspek tingkah laku sehingga belajar dapat di katakan rangkaian kegiatan jiwa raga psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya yang menyangkut unsur kognitif, unsur afektif, dan psikomotorik.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat di saksikan dari luar,apa yang sedang terjadi di dalam diri siswa yang sedang belajar tidak dapat di ketahui secara langsung dengan mengamati siswa. bahkan hasil pelajaran tidak dapat di lihat tanpa melakukan sesuat dampak yang telah di peroleh melalui belajar.berdasarkan sikap yang di saksikan dapat di ambil kesimpulan bahwa siswa telah belajar.(Winkel,w.s 1987:113)
Menurut Nasution (1997:3) belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh berbagai kecakapan,keterampilan dan sikap belajar mulai dari masa kecil ketika bay memperoleh sejumlah keterampilan yang sangat sederhana
Hamalik (1983:21) mengartikan belajar sebagai suatu perubahan dalam cara- cara dalam bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
B. Konsep Motivasi
Motivasi merupakan bagian penting dalam menumbuhkan kualitas belajar peserta didik.hal ini di mungkinkan karena dengan motivasi ada dorongan dasar yang mengerakan seseorang untuk bertingkah laku dorongan ini berada pada diri seseorang (siswa) yang mengerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dorongan ini merupakan kekuatan tersembunyi dalam diri manusia yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara khas. Kadang kekuatan ini berpangkal pada naluri,kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut.(Davies,1991:214)
Huitt, W. (2001:23) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: (1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang;( 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; (3) Tingkat kebutuhan dan keinginakan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.
Menurut Usman (2000:28) motivasi adalah proses untuk mengiatkan motif- motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan, atau keadaan dan persiapan dalam diri individu yang yang mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu atau dengan kata lain motivasi merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.
Nasution dalam murhum (1991:11) mengatakan bahwa keberadaan motivasi belajar dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa itu di dorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan yang di hadapanya dan lebih lanjut siswa tersebutakan lebih kreatif dan produktif dalam belajar. Sedangkan menurut sardiman (1986:75) mengemukan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,sehingga tujuan yang di kehendaki dari subyek belajar dapat tercapai.
Untuk mengetahui seseorang itu menpunyai motivasi terhadap kegiatan tertentu, maka ciri- ciri yang nampak pada tersebut.Menurut Munandar (1985 :34) motivasi belajar adalah sebagai berikut:(1) Tekun menghadapi tugas,(2) Ulet menghadapi kesulitan, (3) Ingin mendalami bahan/ bidang pengetahuan yang di berikan dalam kelas, (4) Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin, (5) Senang dan rajin belajar dan penuh semangat.
Selanjutnya Sardiman (1986:82-83) menyatakan ciri- ciri yang nampak pada orang yang mempunyai motivasi adalah sebagai berikut: (1) Tekun menghadapi tugas, (2) Ulet menghadapi kesulitan, (3) Menunjukan minat terhadap macam – macam masalah, (4) Lebih senang kerja sendiri, (5) Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin atau (hal- hal yang bersifat mekanis, berulang – ulang begitu saja sehingg kreatif), (6) dapat mempertahankan pendapatnya, (7) tidak mudah melepaskan hal – hal yang di yakinkannya, (8) senang mencari dan memecahkan masalah dari soal – soal.
Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar (Ames, 1990:21)
Menurut Sabri (1985:85) bahwa motivasi terdiri atas dua bagian yaitu (1) motivasi instrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik merupakan motif- motif yang terjadi aktif karena adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan menyadari apa yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan. Motivasi intrinsik sering disebut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri siswa yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep- konsep ingin memperoleh ilmu pengetahuan, maupun memperdalam keterampilan- keterampilan tertentu.
Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif karena adanya dorongan atau perangsangan dari luar individu sehingga dapat melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri siswa yang tidak ada kaitannya dengan tujuan,tetapi motivasi ini muncul karena adanya rangsangan dari luar, seperti belajar karena takut kepada guru, belajar untuk mendapatkan hadiah,atau belajar untuk menghindari hukuman.
Kedua jenis motivasi tersebut sangat berperan dalam belajar baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik.keduanya merupakan motif atau dorongan yang mengaktifkan siswa untuk belajar.dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajarnya dan dengan motivasi itu pula prestasi belajar siswa kemungkinan dapat meningkat.siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam hal ini belajar pengetahuan sosial akan mengarahkan perhatiannya pada pencapaian prestasi belajar pengetahuan sosial yang tinggi.hal ini sejalan dengan pendapat yang di kemukakan.
Kartono (1985:3) menyatakan, bahwa dengan adanya motivasi belajar yang kuat akan memperbesar kegiatan usaha siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dan bila motivasi tersebut akan makin berkurang maka berkurang pulalah usaha dalam kegiatan serta kemungkinan mencapai prestasi belajar yang kuat.dengan demikian bahwa dalam belajar,motivasi belajar sangat memegang peranan penting,bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi,maka akan berusaha belajar dengan sebaik-baiknya guna mendapat nilai dan dengan motivasi itu prestasi siswa dapat meningkatkan
C. Hakekat Prestasi belajar
1..Konsep Prestasi
Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Menurut Winkel (1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
(http://sobat baru.blogspot.com/2008/06/pengertian-prestasi-belajar.html/)
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Faizal,(1982: 121) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong adalah “suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”. Hamalik mengatakan belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan Atingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh beberapa perubahan tingkah laku tang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dengan lingkungannya.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dengan melihat hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh guru setelah mengikuti asessment atau penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang merupakan tujuan dari pembelajaran
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat (Slamento, 2003: 54) Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal.
Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
1) Faktor lntelegensi
Intelegensi dalarn arti sernpit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk rnata pelajaran matematika.
2) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan rnenghambat dalam belajar.
3) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas / Iabilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi rnenjadi beberapa bagian, yaitu :
1) Faktor Guru
Guru sebagai tenaga berpendidikan rnemiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar rnengajar, rnembimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelalaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesiona1, kepribadian dan kemasyarakatan.
Guru juga rnenunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif dan gaya memirnpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat rnenunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.
2) Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.
3) Faktor Sumber - Sumber Belajar
Salah satu faktor yang rnenunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. AIat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudahernal
Berdasarkan pemahaman di atas maka prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian
Teori Prestasi McCleland adalah Teori dorongan berprestasi dikemukakan oelh David McCleland. McCleland adalah seorang ahli psikologi sosial yang memusatkan perhatian pada kepribadian sebagai pendorong utama perubahan. Menurutnya, karena semangat kewiraswastaanlah yang mendorong perkembangan ekonomi, maka tugas teoritisi adalah menerangkan sebab-sebab kemunculan semnagat itu.
Semangat itu dicontohkan dalam diri pengusaha yang berlawanan dengan bayangan umum, tidak hanya didorong oleh motif untuk mencari keuntungan, tetapi lebih didorong oleh hasrat kuat untuk berprestasi, untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih baik. Keuntungan hanyalah salah satu diantara beberapa ukuran tentang seberapa bail pekerjaan telah dikerjakan namun keuntungan tidak harus menjadi tujuan itu sendiri.
Tesis dasar McCleland adalah bahwa “masyarakat yang tinggi tingkat kebutuhan untuk berprestasinya, umumnya akan menghasilkan wiraswastaan yang lebih bersemangat dan selanjutnya menghasilkan perkembangan ekonomi yang lebih cepat. Kebutuhan untuk berprestasi yang dilambangkan dengan n-Ach atau need for Achievment adalah salah satu dasar kebutuhan manusia, dan sama dengan motif-motif lainnya, kebutuhan untuk berprestasi ini adalah hasil dari pengalaman sosial sejak kanak-kanak. Jadi, berbagai faktor sosial yang mempengaruhi cara-cara memelihara anak, selanjutnya akan membantu atau merintangi perkembangan pertumbuhan untu berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini juga adalah fungsi dari bermacam-mcam bahan bacaan yang disodorkan kepada anak.
Dengan demikian berdasarkan teori tersebut, maka David McCleland menyimpulkan “Bila kebutuhan berprestasi ini sangat berkembang, maka individu akan menunjukan perilaku yang tepat, mewujudkan semangat dalam belajar, dan karena itu siswa akan bertindak atau berusaha untuk mewujudkan tujuannya yaitu berusaha mewujudkan prestai belajar. (http://bro80.blogspot.co.2008/06/teori-prestasi-mccleland.html)
Prestasi belajar menunjukan hasil belajar yang telah di capai seseorang siswa yang di tunjukan oleh perubahan tingkah laku setelah melakukan proses belajar.
Menurut Winkel (1984:102) bahwa prestasi belajar yang di hasilkan oleh siswa mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, bidang keterampilan dan sikap. Perubahan ini dapat di amati dari prestasi belajar yang diperoleh peserta didik melalui alat ukur berupa evaluasi hasil belajar yang diberikan oleh Guru.
Menurut M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa “Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan, karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,atau pun sikap”.Setelah kita mengetahui dan memahami pengertian diatas, maka dapat dipahami kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya prestasi yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar pada dasarnya adalah proses yang mengakibatkan perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah laku.
Menurut makna leksikal prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang di capai (Poerwadarminta 1992: 768) sebenarnya istilah prestasi belajar bukan hal yang asing bagi mereka yang berkecimpung dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Banyak pengertian yang sudah dikemukakan oleh para ahli maupun peneliti dibidang ini.
Arifin (1991:23) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai dalam waktu tertentu, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar berdasarkan ketentuan penilaian secara objektif, menyeluruh dan berkesinambungan.
Abu Ahmadi (1994:132) yang melihat dari subyek yang melakukan usaha belajar mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat pencapaian yang berhasil di capai siswa dalam proses pendidikan selama jangka waktu tertentu di mana untuk mengetahuinya dengan menggunakan alat tes prestasi belajar.
Menurut Djamarah (1994:21) bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan pada mereka dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Berdasarkan pengertian ini disimpulkan bahwa prestasi adalah hubungan dengan hasil yang dicapai selama mengikuti kegiatan belajar.
Sedangkan belajar menurut Suryabrata (1988: 232) adalah perubahan dari sisi prilaku, aktual maupun potensial. Perubahan itu berbentuk suatu kecakapan baru, dan perubahan itu diperoleh melalui usaha secara sadar. Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dari tidak tau menjadi tau yang diperoleh melalui usaha secara sadar dan terus menerus.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bentuk nilai atau angka yang diperoleh melalui penilaian atau evaluasi setelah mengikuti kegiatan belajar selama priode tertentu. Penilaian hasil belajar tersebut diarahkan pada perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Simanjuntak (1993: 3) mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termaksud perubahan-perubahan karena kematanga, kelelahan atau kerusakan pada susunan saraf atau dengan kata lain bahwa mengetahui dan memahamai sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkunganya. Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menutup dalam tingkah laku yang terjadi sebagai pengalaman atau latihan. Pengertian belajar lebih menekankan pada kegiatan mental, psikologis, sehingga perubahan yang terjadi bersifat relatif permanen. Belajar adalah suatu proses dimana seorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan. ( Simanjuntak 1993: 38)



D. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar
Pada penjelasan sebelumnya dikemukakan bahwa motivasi belajar merupakan kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberiakn dorongan kepada siswa untuk bertingkah laku( belajar) dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar dalam pengertian ini terkandung dua hal,yaitu: (1) motivasi itu sendiri dan (2) tujuan belajar.
Kedua hasil tersebut memiliki keterkaiatan yang erat. Dalam gambar 1 berikut di jelaskan hubungan-hubungan tersebut.
Gambar 1. hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.




Motivasi belajar sebagai pengerak yang berasal dari siswa setelah


Motivasi belajar sebagai pengerak yang berasal dari siswa setelah memberikan rangsangan untuk berperilaku atau bertindak (belajar) untuk mencapai tujuan belajar yaitu prestasi belajar. Sementara dorongan atau rangsangan itu sendiri di pengaruhi oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik secara bersamaan.
Pada mata pelajaran pengetahuan sosial semua unsur yang terdapat dalam motivasi ini sangat penting dimiliki oleh para siswa. proses belajar mengajar membutuhkan kesiapan diri siswa untuk belajar pelajaran pengetahuan sosial (ps) dan dorogan luar. Setelah itu, maka prilaku siswa sudah bisa diarahkan untuk bertindak (belajar). Tujuan belajarnya adalah untuk mencapai prestasi belajar pengetahuan sosial yang lebih baik atau mampu memberikan nilai positif bagi peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran sosial siswa.

E. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2002) dengan judul hubungan antara motivasi belajar matematika siswa SLTPN 1 Napabalano menyimpulkan bahwa antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLTPN 1 Napabalano memiliki hubungan signifikan dengan nilai korelasi r = 0,66380.
sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Ros (2002) dengan judul pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengetahuan sosial siswa kelas II SLTPN 1 Tomia, menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan motifasi terhadap presatasi belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan sosial dengan koefisien determinasi (r2) =66,63%
adapun penelitian yang di lakukan oleh Lutfi (2002: 28) juga telah melakukan penelitian sehubungan dengan prestasi belajar.penelitian ini berbicara tentang hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika.hasilnya juga menunjukan hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan motivasi belajar matematika.
Penelitian yang sama telah di lakukan oleh Musliana (1996:23) juga mengemukakan hal yang sama dengan hasil penelitian sebelumnya,bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi siswa dalam bidang keahlian akuntasi dengan prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri I Kendari.
Beberapa hasil penelitian yang telah di kemukan diatas menunjukan bahwa keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tidak bisa terlepas dari dorongan atau keinginan yang kuat yang lahir dalam diri siswa sendiri.Dalam hal ini adalah motivasi siswa memilikiperan yang cukup besar untuk menumbuh tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar baik secara individu,kelompok maupun proses belajar yang berlangsung di kelas.Kaitannya dengan hal tersebut,makna penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti disini juga menunjukan indikasi yang sama.Motivasi siswa di nilai sangat penting disini juga menunjukan indikasi yang sama.Motivasi siswa di nilai sangat penting bagi proses pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

F. Kerangka Berfikir
Suatu proses belajar dapat berjalan dengan efektif apabila seluruh komponen yang membentuk kegiatan belajar mengajar saling mendukung. Adapun komponen-komponen yang dimaksud adalah siswa, guru, kurikulum, metode sarana dan prasarana, media dan evaluasi. Komponen-komponen kegiatan belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain serta bermuara pada tujuan.
Namun perlu disadari, bagaimana sebaiknya kurikulum, lengkapnya sarana dan media, cakapnya dan mengelolahnya proses belajar mengajar tidak akan berarti bila siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajarnya oleh karena itu guru dituntut supaya selalu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Pada garis besaranya, motivasi belajar mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
1. Motivasi belajar menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.
2. Pembelajaran yang motivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan motif, minat yang ada pada diri siswa.
3. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif.









G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang mendukung penelitian ini. Maka dapat di temukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 : terdapat hubungan yang signifikan anatara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari.
Secara statistik dapat di nyatakan dengan rumus:
H0:P = 0 lawan H1 = P # 0
Di mana :
P : koefesien korelasi motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 10 kendari

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi yang dapat mengetahui hubungan sebab akibat dan mendeskripsikan antara dua variabel atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Seperti antara variabel X dan variabel Y. di mana variabel X adalah motivasi belajar siswa sedangkan variabel Y adalah prestasi belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Kendari di mulai tanggal 20 oktober samapae dengan 10 November 2010.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi yang mendeskripsikan antara variabel yaitu variabel X dan variabel Y. variabel X adalah motivasi belajar siswa sedangkan variabel Y adalah prestasi belajar hubungan antara variabel ini dapat digambarkan sebagai berikut
X Y
Di mana:
X = motivasi siswa
Y = prestasi belajar siswa



D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1993: 118) populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kendari tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 181 orang yang dibagai 5 kelas paralel.
Tabel 1. Populasi penelitian
No Kelas Jumlah siswa Keterangan
1 VIIIA 22 siswa N1
2 VIIIB 23 siswa N2
3 VIIIC 22 siswa N3
4 VIIID 22 siswa N4
5. VIIIE 23 siswa N5

Guna memperoleh sampel yang repersentatif maka metode penarik sampel menggunakan tehnik Eluster Random Sampling dengan ukran sampel yang di inginkan sebanyak 122 orang.
E. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Angket yang berisi pertanyaan tentang motivasi belajar siswa dengan hasi konsultasi dengan pembimbing. Selanjutnya utunk mengatur validitas instrumen, digunakan koefisien korelasi product moment dari pearson yaitu:

Keterangan: rxy= korelasi antara variabel X dan Y
X = skor butir angket motivasi
Y = prestasi belajar
N = jumlah responden
(Sudjana, 2005: 369)
Selanjutnya untuk menguji signifikan korelasi (rxy) dengan menggunakan uji-t, dengan rumus:
thitung =
keterangan:
thitung = nilai signifikan
n = jumlah sampel
r = nilai koefisien korelasi
(Sudjana, 2005:377)
Untuk dapat mengetahui bahwa skor motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Kendari tersebar dari skor 28 (terendah) sampai dengan skor 60 (tertinggi), nilai rata-rata 40.76786 dan standar deviasi 5.45412.
Selanjutnya berdasarkan pada tabel 1.berikut tentang distribusi frekuensi motivasi belajar siswa menunjukan bahwa 16 siswa atau 14,28 % siswa dapat digolongkan dengan motivasi tinggi, 80 siswa atau 71.42% siswa dapat di golongkan dengan motivasi sedang, dan 16 siswa atau 14.28% siswa dapat di golongkan motivasi terendah.
Tabel 1. distribusi frekuensi motivasi belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial SMP Negeri 10 Kendari.
interval frekuensi persentasi kategori
46.22198 ≤ X 16 14.2857 tinggi
35.31374 ≤ X ≤ 46.22198 80 71.42857 sedang
X ≤ 35.31374 16 14.2857 rendah
Untuk dapat mengetahui bahwa nilai prestasi belajar siswa SMP Negeri 10 Kendari pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial tersebar dari nilai 6.00 (terendah) sampai dengan nilai 8.83 (tertinggi), nilai rata- rata 7.357857 dan standar deviasi 0.71825.
Data pada tabel 2. menunjukan gambaran distribusi frekuensi nilai prestasi belajar siswa SMP Negeri 10 Kendari. pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.berdasarkan tabel tersebut di peroleh bahwa 32 siswa atau 28.57% siswa tergolong tinggi, dan 61 atau 54.46% siswa tergolong sedang, dan 19 atau 16,96% siswa tergolong rendah.
Tabel 2. distribusi frekuensi prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial di SMP Negeri 10 Kendari.
Interval skor frekuensi persentasi kategori
8.071682 ≤ Y 32 28.57142 Tinggi
6.644032 ≤ Y ≤ 8.071682 61 54.4642 sedang
Y ≤ 6.644032 19 16.9642 rendah




2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data yang di gunakan dalam penelitian ini dapat dapat di gunakan ada tiga cara:
a) Kuesioner
Kuisioner di gunakan untuk mengumpulkan data-data tentang motivasi dan prestasi siswa. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 5 alternatif jawaban dan skor sikap hitung dengan menggunakan skala rikert, yaitu: sangat sering = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1. ini digunakan untuk pertanyaan bersifat positif. Sedangkan untuk pertanyaan yang bersifat negatif diberi skor masing-masing: sangat sering = 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, jarang = 4, tidak pernah = 5.
b) Wawancara
Teknik wawancara di gunakan untuk melengkapi data- data tentang gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Wawancara ini di tunjukan pada guru dan siswa yang sesuai dengan situasi dan kondisi subyek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan informasi tau data yang di butuhkan untuk menjawab fokus penelitian.(Iskandar,2009:217)
c) Pengamatan
Teknik pengamatan ini merupakan tehnik pengumpulan data yang di lakukan langsung oleh peneliti dengan secara langsung mengamati bagaimana motivasi dan prestasi siswa pada mata pelajaran ilmu sosial. Dengan cara memberikan soal- soal kepada siswa itu.di mana peneliti berperan sebagai pengamat penuh atau lengkap dari jarak relatif dekat,yaitu sama sekali tidak berpartisipatif dalam kegiatan subyek,melainkan semata- mata hanya mengamati.

F. Teknik Analisis Data
Data- data yang telah di kumpulkan dengan menggunakan angket paduan dari beberapa peneliti sebelumnya mengenai motivasi belajar, yang di dalamnya berisi jumlah pertanyaan yang bersifat posirif dan negatif,di mana siswa di minta salah satu pilihan dari lima jawaban yang disediakan. Adapun pemberian skor untuk pertanyaan positif yaitu untuk pilihan A di beri skor 5, pilihan B di beri skor 4, pilihan C di beri skor 3, pililihan D di beri skor 2, pilihan E di beri skor 1.sedangkan untuk pertanyaan negatif yaitu pilihan A di beri skor 1, pilihan B di beri skor 2, pilihan C di beri skor 3, pilihan D di beri skor 4, pilihan E di beri skor 5.
Setalah data di kumpulkan maka akan di tabulasi dan standardizad (di normalkan) selanjutnya di hitung nilai rata- ratanya,modus dan median sebelmnya di lakukan perhitungan analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment, maka terlebih dahulu di adakan persyaratan product moment dan dengan cara uji normalitas dan homogenitas data.
a. uji normalitas data

X2hit =

Dimana = X2hit = Nilai chi kuadrat hitung
Oi ¬ = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi teoritik
Kreteria pengujia adalah jika X2 hit < a ="0,05.k-1)"> X2 tabel maka dapat berdistribusi tidak normal.
b. uji homogenitas data
f.hitung varians terbesar
varians terkecil
(Sudjana,2005:273)
Kreteria pengujiannya adalah jika nilai F hitung <>

Kamis, 27 Januari 2011

Gambaran Umum Kantor Kelurahan Bende Kota Kendari

A. Gambaran Umum Kantor Kelurahan Bende
1. Sejarah Terbentuknya
Kelurahan Bende merupakan pemekaran dari Kelurahan Wua-Wua Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari, berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara No. 379 Tanggal 30 Juni Tahun 1997. Awal berdirinya Kelurahan Bende termasuk dalam kecamatan mandonga namun pada tanggal 23 Desember 1997 dialihkan menjadi wilayah Kecamatan Kadia. Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk mempermudah pelayanan masyarakat. Sejak tahun 1997 sampai sekarang, mekanisme pemerintahan kelurahan Bende telah dipimpin oleh 2 orang lurah yaitu bapak Abd. Rifai sebagai Kepala Kelurahan Bende yang pertama, dan Bapak Drs. Nasarudin Saud sebagai Kepala Kelurahan Bende yang kedua.
Kantor kelurahan Bende memiliki luas wilayah 300 Ha, dan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 4193 jiwa, yang terdiri dari Laki-laki sebanyak 2105 jiwa dan perempuan sebanyak 2088 jiwa, dan jumlah KK di Kelurahan Bende sebanyak 2,421, dan mempunyai RW Sebanyak 9 dan RT 40.
Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat pada umumnya dikelurahan Bende mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam, terutama mata pencaharian yang berkaitan dengan sektor informal yaitu sebagai Petani, Pegawai negeri, Pedagang dan lain-lain.

2. Keadaan Geografis
a. Luas dan Letak Wilayah
Kelurahan Bende merupakan salah satu Kelurahan yang terletak dalam wilayah Kecamatan Kadia. Kelurahan Bende terletak diselatan ibu kota Kecamatan Kadia, jarak dari pusat pemerintahann Kecamatan adalah 6 Km dan jarak dari pusat pemerintahan Kota Kendari adalah 1 Km. Secara administratif Kelurahan Bende memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Korumba
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wowawanggu dan Anaiwoi
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pondambea dan Kelurahan Bende
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Lalolara
b. Keadaan Iklim
Kelurahan Bende memiliki Iklim Tropis dengan suhu udara rata-rata berkisar 29˚C dengan suhu maksimum berkisar 33˚C. Pada bulan April-Oktober dengan curah hujan yang cukup tinggi, sedangkan pada bulan November-Maret curah hujan rendah dengan rata-rata berkisar 13,4 mm.
3. Karakteristik Responden
Dalam upaya mencapai tujuan yang optimal kedudukan unsur personil selaku sumber daya manusia sangat strategis, karena unsur personil (pegawai) adalah merupakan pelaku dan pengelola segenap rencana dan program kerja organisasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa keadaan pegawai pada Kantor Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari mempunyai jumlah pegawai 23 orang.
Untuk mengetahui lebih jelas pegawai Kantor Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari, berikut ini penulis menyajikan data mengenai rincian pegawai menurut tingkat pendidikan dan golongan pegawai. Pegawai Kantor Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari menurut tingkat pendidikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Keadaan Pegawai Kantor Kelurahan Bende Menurut Tingkat Pendidikan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1.
2. SLTA/Sederajat
Sarjana (S1) 13
10 56,52
44,48
Jumlah 23 100
Sumber data : Kantor Kelurahan Bende, Tahun 2010
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai pada kantor kelurahan Bende tidak terdapat lagi pegawai yang memiliki tingkat pendidikan SD dan SLTP, ini menujukkan bahwa rata-rata pegawai dikantor kelurahan Bende sudah memiliki tingkat pendidikan yang belum memadai, dimana pada tingkat pendidikan SLTA/Sederajat sebanyak 13 orang (56,52%)sedangkan sarjana (S1) sebanyak 10 orang (44,48%).
Dilihat dari pangkat / golongan, pegawai Kantor Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari nampak pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Keadaan Kantor Kelurahan Bende menurut pembagian golongan kepangkatan.
No Tingkat Golongan Jumlah Persentase (%)
1.
2. III
II 7
16 31,43
69,57

Jumlah 23 100
Sumber Data : Kantor Kelurahan Bende, Tahun 2009
Pada tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar pegawai dikantor Kelurahan Bende adalah pegawai negeri sebanyak 10 orang yang jika dilihat dari klasipikasi golongan , yaitu golongan III sebanyak 6 orang dan golongan II sebanyak 2 orang, dan golongan I sebanyak 2 orang. Tersedianya sarana yang memadai merupakan komponen dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab dari kantor tersebut.
Keadaan Pegawai Kantor Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari menurut jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kantor Kelurahan Bende Menurut Jumlahnya Tahun 2010.
No Satuan / Unit Kerja Jumlah Pegawai Persentase (%)
1
2
3
4
5
6
7 Kepala kelurahan
Sekretaris
Kasi pemerintahan
Kasi administrasi umum
Kasi pengolahan data
Kasi trantib
Staf 1
1
1
1
1
1
17 4,35
4,35
4,35
4,35
4,35
4,35
73,91
Jumlah 23 100
Sumber data : Kantor Kelurahan Bende, Tahun 2010
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kantor kelurahan Bende adalah seperti yang tertera pada tabel berikut ini :


Tabel 5. Sarana dan prasarana kantor kelurahan Bende
No Sarana dan prasarana Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Gedung kantor
Gedung pertemuan
Komputer
Printer
Meja komputer
Mesin ketik
Lemari Arsip
Kursi kerja/pertemuan 1
1
1
2
1
4
2
20
Sumber data : Kantor Kelurahan Bende, Tahun 2010
Dari tabel diatas tampak bahwa dukungan sarana dan prasarana kerja yang tersedia kurang memadai, sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintahan daerah, karena tersedianya sarana dan prasarana merupakan faktor yang cukup penting dalam rangka menunjang kelancaran tugas para pegawai dengan demikian faktor ketersediaan sarana dan prasarana dapat mempengaruhi kinerja aparat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. (Wawancara dengan Kepala Kelurahan Bende Oktober 2010 ).
4. Struktur Tata Kerja Pemerintahan Kelurahan Bende
Struktur organisasi adalah gambaran yang menunjukkan hubungan tugas/pekerjaan dalam suatu organisasi yang mengatur batas, wewenang dan tanggung jawab dalam setiap unit organisasi. Adapun susunan organisasi dan tata keja Kantor Kelurahan Bende adalah terlampir.
Berdasarkan tentang susunan organisasi dan tata kerja kantor kelurahan Bende kecamatan Wua-Wua Kota Kendari, bahwa tugas dan pungsi adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kelurahan Bende
Kelurahan Bende adalah merupakan pelaksana tugas tertentu pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang lurah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekertaris daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut kepala kantor kelurahan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan keterampilan kerja aparat kelurahan.
b. Pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat.
c. Pelaksanan Disiplin kerja aparat.
2. Sekertaris
Sekertaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kantor dibidang penyusunan rencana dan program evaluasi dan pelaporan, surat menyurat, dan kearsipan yang berhubungan dengan pelayanan kelurahan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas sekertaris mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kantor.
b. Pelaksanaan urusan dokumentasi, pelayanan hubungan masyarakat dan rumah tangga.
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala kantor.
3. Kepala seksi pemerintahan.
Kepala seksi pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang pemerintahan dan memberikan pembinaan pemerintahan dilingkungan kelurahan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Mengumpulkan, mengelola data dibidang pemerintahan.
b. Mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan lingkungan dan masyarakat.
c. Melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang pemerintahan.
d. Membantu pelaksaan tugas-tugas dibidang pajak bumi dan bangunan (PBB).
e. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan.
f. Membantu pelaksanaan dan pengawasan pemilihan umum (Pemilu).
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pemeritahan.
4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Pelaporan.
Kepala seksi pengolahan data dan pelaporan mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data kepegawaian, keuangan, pembagunan dan melaksanakan pelaporan, serta melakukan pengawasan terhadap penyaluran bantuan kepada masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas kepala seksi pengolahan data dan pelaporan mempunyai fungsi :
a. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pelayanan umum.
b. Melakukan pelaporan data kepegawaian, keuangan mapun pembangunan.
c. Melakukan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan dan pendidikan masyarakat.
d. Membantu pelaksanaan pengolahan data-data administrasi kelurahan mapun data-data kegiatan pembangunan.
e. Membantu pengawasan terhadap bantuan kepada masyarakat akibat bencana alam dan lain-lainnya.
5. Kepala Seksi Trantib
Kepala seksi trantib mempunyai tugas melakukan pembinaan dan ketentraman serta ketertiban wilayah dan lingkungan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas kepala seksi Trantib mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan dan mengolah dibidang ketentraman dan ketertiban.
b. Melakukan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
c. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang ketenteraman dan ketertiban.
d. Membantu dan mengusahakan kengiatan yang berkaitan dengan kerukunan warga.
e. Membantu penyelenggaraan administrasi pertahanan sipil.
f. Pelaksanaan pembinaan dan pelayanan kebersihan, keindahan di wilayah lingkungan.
6. Kepala Seksi Administrasi Umum dan Pembangunan
Kepala Seksi Administrasi Umum dan Pembangunan mempunyai tugas melakukan kegiatan adminitrasi kelurahan dan pembinaan dalam rangka peningkatan kehidupan perekonomian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Kepala Seksi Administrasi Umum dan Pembangunan mempunyai fungsi :
a. Penyusuna admnistrasi kelurahan dibidang pembangunan
b. Penyusunan program pembangunan masyarakat.
c. Penyusunan program pembinaan masyarakat.
d. Penyusunan program dan lingkungan hidup.

B. Pelaksanaan Koordinasi di Kelurahan Bende
Sebagai salah satu fungsi admnistrasi, koordinasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk memudahkan tercapainya tujuan organisasi. Koordinasi yang baik akan mengakibatkan terlaksananya tugas-tugas organisasi secara efisien dan efektif. Koordinasi adalah akibat logis dari adanya prinsip pembagian tugas, dimana setiap satuan unit kerja hanyalah melaksanakan sebagian tugas pokok organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang lebih baik diperlukan kerja sama antar astuan kerja organisasi. Adapun pelaksanan koordinasi dalam penelitian ini akan dibahas mengenai koordinasi vertikal dan koordinasi horizontal.
a. Koordinasi vertikal
Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini mencakup kesatuan tindakan, pemahaman prosedur kerja, penyelesaian konflik, pelaksanaan tugas, peningkatan kerja sama, dan peningkatan produktivitas kerja. Koordinasi vertikal yaitu mengkoordinasikan kegiatan individu dan kelompok sepanjang hirarki kewenangan.
Lurah selaku pimpinan pada Kantor Kelurahan Bende senantiasa mengkoordinasikan segenap kegiatan pembangunan maupun pelayan kepada masyarakat pada setiap unit pada Kantor Kelurahan Bende, dengan demikian pimpinan kelurahan Bende mengharapkan adanya kesatuan tindakan dari pegawai pada setiap unit kerja dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan mapun kegiatan pelayanan sipil pada Kelurahan Bende. Berbagai program pembangunan dan pelayanan sipil yang senantiasa di koordinasikan pimpinan Kantor Kelurahan Bende kepada para pegawai berupa berbagai kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik seperti penataan lingkungan, perbaikan jalan, penataan kebersihan lingkungan, pelaksanaan kegiatan keagamaan, dibidang pelayanan sipil berupa penyatuan standar pelayanan KTP, Kartu Keluarga, berbagai surat keterangan, serta mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja.
Adapun Tanggapan Responden Tentang Pengarahan Yang Dilakukan Oleh Atasan Terhadap Bawahan Pada Kantor Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Pengarahan Yang Dilakukan Oleh Atasan Terhadap Bawahan Pada Kantor Kelurahan Bende.
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 15
8
- 65,21
34,78
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Berdasarkan data yang ada, tampak bahwa responden yang mengatakan pelaksanaan koordinasi vertikal yang dilakukan pimpinan kantor kelurahan Bende dalam pelaksanan program-program kerja dibidang pembangunan maupun program pelayanan sipil dalam kategori baik, dimana sebanyak 15 orang responden (65,21%), menyatakan bahwa pelaksanan koordinasi vertikal yang dilakukan oleh lurah selaku pimpinan pada Kantor Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa lurah senantiasa memberikan arahan kepada setiap pegawai mengenai program pembangunan yang akan dilaksanakan pada Kelurahan Bende selain itu lurah juga selalu mengarahan para bawahan dalam pemberian pelayan kepada masyarakat agar senantiasa dilakukan secara prosedur, dan bila terdapat perubahan terhadap prosedur pelayanan akan segera di beritahukan kepada para bawahan agar pelaksanaan tugas tidak terhambat.
Sedangkan sebanyak 8 orang responden (34,78%) menyatakan koordinasi vertikal yang dilakukan pimpinan Kelurahan Bende kurang baik dalam artian lurah kurang maksimal dalam mengkoodikasikan berbagai program pembangunan maupun program pelayanan kepada masyarakat sehingga banyak pegawai yang tidak memahami mekanisme program pembangunan yang akan dilaksanakan di Kelurahan Bende, responden menyatakan demikian dengan alasan bahwa mereka tidak puas dengan pengarahan yang dilakukan pimpinan mengenai berbagai program pembangunan yang disampaikan lurah selaku pimpinan kantor kelurahan Bende, sehingga para pegawai tidak dapat bekerja secara maksimal dan hasil kerja yang mereka laksanakan dirasakan kurang memuaskan disebabkan oleh kurangnya koordinasi yang dilakukan oleh Lurah.
Berikut tanggapan responden mengenai pemberian sejumlah pekerjaan oleh atasan terhadap bahahan pada Kantor Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Responden Mengenai Pemberian Sejumlah Pekerjaan Oleh Atasan Terhadap Bahahan Pada Kantor Kelurahan Bende
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 17
6
- 73,91
26,09
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Adapun tanggapan responden mengenai pelaksanaan koordinasi vertical berupa pemberian sejumlah pekerjaan yang dilakukan pimpinan kepada para pegawai Kantor Kelurahan Bende dalam pelaksaan programm- program kerja dibidang pembangunan maupun pelayanan sipil dalam ketegori baik, yaitu sebanyak 17 responden (73,91 %) menyatakan bahwa pelaksanaan koordinasi vertikal berupa pemberian sejumlah pekerjaan yang dilakukan pimpinan kepada bawahan yang dilakukan lurah selaku pimpinan pada Kantor Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa lurah senantiasa memberikan pekerjaan kepada para bawahan agar para bawahan terbiasa mengerjakan berbagai pekerjaan yang sehubungan dengan pekasanaan program kerja pembangunan yang dilaksanakan oleh pimpinan sehingga sewaktu-waktu pimpinan tidak berada di tempat pegawai dapat tetap bekerja dengan baik.
Sedangkan sebabyak 6 responden menyatakan bahwa pelaksanaan koordinasi vertical berupa pemberian sejumlah pekerjaan yang dilakukan pimpinan kepada bawahan yang dilakukan lurah selaku pimpinan pada Kantor Kelurahan Bende adalah kurang baik, dalam artian lurah kurang maksimal dalam memberikan pekerjaan kepada pegawainya mengenai pelaksanaan program kerja yang direncanakannya sehingga ketika pimpinan tidak ada, para pegawai tidak dapat bekerja dengan baik serta pegawai banyak yang ridak memahami mekanisme program pembangunan yang akan dilaksanakan di Kelurahan Bende.
‘’Hasil wawancara dengan Ketua RW 01 Kelurahan Bende Bapak Muh. Yusuf diketahui bahwa lurah selaku pimpinan di Kantor Kelurahan Bende senantiasa melaksanakan koordinasi secara vertikal kepada setiap unit kerja pada Kantor Kelurahan Bende, berbagai program kerja maupun program pemabangunan senantisa pimpinan koordinasikan kepada para bawahan, sehingga pada pelaksanaan program kerja maupun program pembangunan tersebut di lapangan dapat dipahami dan dilaksanan oleh para pegawai dengan penuh tanggung jawab serta meminimalisir adanya tingkat kesalahan dalam pelaksanaan tugas para pegawai dalam melaksanakan berbagai program kerja maupun program pembangunan. (Wawancara, 12 Oktober 2010)’’.

Sesuai dengan penjelasan tabel dan hasil wawancara diatas dapatlah diketahui bahwa pelaksanaan koordinasi vertikal yang dilakukan oleh lurah selaku pimpinan pada Kantor Kelurahan Bende telah terlaksana dengan baik hal ini ditinjau dari pengarahan dan penyampaian berbagai program kerja pembangunan maupun program pelayanan kepada unit-unit kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Bende, sehingga pada pelaksanaan program kerja maupun program pembangunan tersebut di lapangan dapat dipahami dan dilaksanan oleh para pegawai dengan penuh tanggung jawab serta meminimalisir adanya tingkat kesalahan dalam pelaksanaan tugas para pegawai dalam melaksanakan berbagai program kerja maupun program pembangunan.
b. Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal yaitu segenap tindakan-tindakan atau kegiatan kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh para pegawai terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi horizontal dapat dilakukan oleh para pegawai pada tingkatan yang sama dalam organisasi.
Para pegawai pada Kantor Kelurahan Bende senantiasa saling berkoordinasi secara horizontal pada tiap-tiap unit kerja yang masih berhubungan bidang tugas dan pekerjaan mereka, para pegawai pada Seksi Pengolahan Data dan Pelaporan senantiasa berkoordinasi secara horizontal dengan para pegawai pada Seksi Administrasi Umum dan Pembangunan karena kedua unit kerja ini masih saling berhubungan dalam bidang pekerjaannya, bila terdapat perubahan data pada Seksi Pengolahan Data dan Pelaporan baik itu data kepegawaian maupun data pelayanan sipil dan data pembangunan maka akan dilaporkan pada Seksi Administrasi Umum Dan Pembangunan, begitupun dengan unit-unit kerja yang lainnya akan senantiasa saling berkoordinasi secara horizontal, sehingga pelaksanaan pekerjaan pegawai pada unit- unit kerja tersebut akan senantisa lancar.
Adapun tanggapan responden mengenai pengarahan terhadap sesama pegawai oleh atasan pada Kantor Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Tanggapan Responden Tentang Pengarahan Terhadap Sesame Pegawai Oleh Atasan Pada Kantor Kelurahan Bende
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 18
5
- 78,26
21,74
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Berdasarkan data diatas, tampak bahwa responden yang mengatakan pelaksanaan koordinasi horizontal yang dilakukan para pegawai atau unit-unit kerja pada Kantor Kelurahan Bende dalam pelaksanan program-program kerja dibidang pembangunan maupun program pelayanan sipil dalam kategori baik, dimana sebanyak 18 orang responden (78,26%), menyatakan bahwa pelaksanan koordinasi horizontal yang dilakukan oleh para pegawai pada masing-masing unit kerja pada Kantor Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa para pegawai saling memberikan pengarahan tetang pelaksanaan tugas dan pekerjaan serta senantiasa melakukan koordinasi tentang penyatuan segenap kegiatan pada setiap satuan tugas pada Kelurahan Bende sehingga pelaksanaan tugas para pegawai dapat berjalan dengan baik.
Sedangkan sebanyak 5 orang responden (21,74%) menyatakan koordinasi horizontal yang dilakukan oleh para pegawai pada masing-masing unit kerja pada Kantor Kelurahan Bende adalah kurang baik dalam artian para pegawai pada setiap unit kerja pada Kantor Kelurahan Bende kurang maksimal dalam mengkoodikasikan berbagai pelaksanaan tugas dan pekerjaan, sehingga kurang adanya penyatuan pekerjaan pada tiap satuan tugas yang kemudian berakibat pada kurang maksimalnya penyelesaian berbagai pekerjaan baik yang sehubungan dengan pelaksanaan tugas dibidang keadministrasian maupun tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat.
Selanjutnya tanggapan responden mengenai penyatuan kegiatan pada tiap unit tugas pada Kantor Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Tanggapan Responden Tentang Penyatuan Kegiatan Pada Tiap Unit Tugas Pada Kantor Kelurahan Bende
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 14
9
- 80,87
39,13
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Adapun tanggapan responden mengenai pelaksanaan koordinasi horizontal berupa penyatuan setiap unit kegiatan pada tiap satuan tugas yang dilakukan oleh para pegawai pada Kantor Keluraha Bende dalam pelaksanan program-program kerja dibidang pembangunan maupun program pelayanan sipil dalam kategori baik, dimana sebanyak 14 orang responden (60,86 %), menyatakan bahwa pelaksanan koordinasi horizontal berupa penyatuan setiap unit kegiatan pada tiap satuan tugas yang dilakukan oleh para pegawai pada Kantor Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa para pegawai saling berkoordinasi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan serta senantiasa melakukan koordinasi tentang penyatuan segenap kegiatan/pekerjaan pada setiap satuan tugas yang terkait pada Kelurahan Bende sehingga pelaksanaan tugas para pegawai dapat berjalan dengan baik.
Sedangkan sebanyak 9 orang responden (39,13 %) menyatakan bahwa pelaksanan koordinasi horizontal berupa penyatuan setiap unit kegiatan pada tiap satuan tugas yang dilakukan oleh para pegawai pada Kantor Keluraha Bende adalah kurang baik, dalam artian para pegawai masih kurang saling berkoordinasi dalam penyatuan segenap kegiatan atau pekerjaan pada stiap satuan tugas yang terkait pada Kelurahan Bende sehingga terdapat pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang sudah tidak sesuai dengan mekanisme dan prosedur kerja sehingga para pegawai sering mendapat teguran dari pimpinan atas terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
‘’Hasil wawancara dengan Ketua RW 03 Kelurahan Bende Bapak La Rahadi diketahui bahwa para pegawai pada Kantor Kelurahan Bende senantiasa berkoordinasi dalam melaksanakan maupun menyelesaiakan pekerjaan baik pekerjaan dibidang keadministrasian maupun pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat. Koordinasi horizontal yang dilakukan para pegawai pada setiap unit kerja pada Kantor Kelurahan Bende berupa pengarahan tetnag pelakasanaan program kerja kelurahan baik program pembangunan maupun program kerja tentang pelayanan sipil, dengan demikian pelaksanan dan penyelesaian pekerjaan para pegawai dapat terlaksana dengan baik (Wawancara, 12 Oktober 2010)’’.

Sesuai dengan penjelasan tabel dan hasil wawancara diatas dapatlah diketahui bahwa pelaksanaan koordinasi horizontal yang dilakukan oleh para pegawai pada setiap satuan tugas pada Kantor Kelurahan Bende telah terlaksana dengan baik hal ini ditinjau dari pengarahan yang dilakukan oleh sesama pegawai pada satu satuan tugas maupun satuan tugas yang berbeda yang masih memiliki hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Dengan adanya koordinasi antara para pegawai pada Kantor Kelurahan Bende sehingga pelaksanaan tugas keadministrian pemerintah kelurahan, tugas pelaksanaan pembangunan serta tugas dibidang pelayanan sipil dapat terlaksana dan terselesaikan dengan baik.

C. Pelaksanaan Pembangunan Pada Kelurahan Bende
Pelaksanaan pembangunan merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan untuk menjami tercapainya kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah. Pelaksanaan pembangunan daerah mutlak dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan pembangunan daerah didasarkan pada pelaksanaan pembangunan secara fisik maupun pembangunan non fisik, pelaksanaan pembangunan baik fisik maupun non fisik harus didasrkan pada data informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Pelaksanaan pembangunan pada kelurahan bende dalam penelitian ini akan ditinjau dari segi pembangunan fisik maupun pembangunan non fisikn yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pembanguanan fisik
Pelaksanaan pembangunan fisik pada suatu daerah mutlak dilakukan karena keberhasilan penyediaan dan perbaikan pada suatu daerah akan dilihat dari seberapa banyak sarana dan prasarana fisik yang tersedia pada daerah tersebut, makin banyak prasarana dan sarana fisik yang tersedia, maka semakin baik pula tingkat penyediaan dan perbaikan yang ada pada daerah tersebut. Dimensi pelaksanaan pembangunan fisik pada Kelurahan Bende meliputi pembangunan prasarana jalan umum (jalan setapak, pembangunan jembatan) dan penataan lingkungan pemukimam masyarakat (pembuatan tempat sampah umum, perbaikan saluran drainase/selokan dilingkungan pemukiman).
Pelaksanaa pemabagunan fisik pada Kelurahan Bende dirasakan sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, seperti pembuatan jalan setapak yang menggunakan aspal beton sangat besar manfaatnya karena memperlancar aktifitas keseharian masyarakat. Selain itu dengan penataan lingkungan seperti penyediaan tempat sampah umum, masyarakat tidak lagi membuang sampah pada sembarang tempat sehingga lingkungan pemukiman masyarakat di kelurahan bende menjadi bersih dan sehat dan dengan adanya perbaikan drainase/selokan maka lingkungan pemukiman masyarakat tidak akan mudah mengalami kebanjiran pada musim hujan karena air hujan yang mengalir ke saluran drainase/selokan dilingkungan pemukiman akan mengalir dengan lancar dan tidak tersumbat lagi.
Adapun tanggapan responden mengenai pelaksanaan pembangunan fisik pada Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut :



Tabel 10. Tanggapan Responden pelaksanaan pembangunan fisik Pada Kantor Kelurahan Bende.
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 16
7
- 69,57
30,43
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Berdasarkan data diatas, tampak bahwa responden yang mengatakan pelaksanaan pembangunan fisik pada Kelurahan Bende dalam kategori baik, dimana sebanyak 16 orang responden (69,57%), menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan fisik pada Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa pelaksanan pembangunan fisik berupa pembangunan prasarana jalan umum dan penataan lingkungan pemukiman masyarakat telah terlaksana dengan baik, untuk pembangunan jalan umum telah dibangun jalan setapak dengan spal beton sehingga kalau hujan jalan-jalan di kelurahan bende tidak lagi becek sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktifitasnya dengan lancar, selain itu telah disediakan banyak tempat pembuangan sampah umum sehingga masyarakat tidak lagi membuang sampah-sampah rumah tangganya ke sembarang tempat. Dengan penataan lingkungan pemukiman di kelurahan bende menjadikan lingkungan pemukiman di kelurahan ini bersih dan sehat.
Sedangkan sebanyak 7 orang responden (30,43%) menyatakan pelaksanaan pembangunan fisik pada Kelurahan Bende adalah kurang baik, dengan alasan bahwa pelaksanan pembangunan fisik berupa pembangunan prasarana jalan umum dan penataan lingkungan pemukiman masyarakat belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, dimana masih adanya beberapa tempat yang jalannya masih rusak sehingga bila musim penghujan tiba jalan-jalan tersebut menjadi becek dan licin sehingga mengganggu aktifitas masyarakat, disamping itu masih adanya masih adanya masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya seperti membuang sampah rumah tangga ke saluran air sehingga menyebabkan saluran air tersumbat dan bila musim penghujan tiba bisa mengakibatkan banjir dibeberapa tempat di lingkungan Kelurahan Bende.
‘’Hasil wawancara dengan Ketua RW 02 Kel. Bende Bapak Abd. Rajab diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan fisik pada Kelurahan Bende telah terlaksana dengan baik dimana telah dilakukan pembangunan prasarana jalan umum sperti jalan setapak yang berspal beton dan pembuatan tempat sampah umum masyarakat sehingga masyarakat dapat menjaga keberishan lingkungannya dengan membuang samapah pada pada tempat pembuangan samapah yang telah disediakan. Sehingg amnejdikan lingkungan kelurahan bende menjadi bersih dan sehat serta mengurangi terjadinya resiko banjir pada musim penghujan (Wawancara, 12 Oktober 2010)’’.

Sesuai dengan penjelasan tabel dan hasil wawancara diatas dapatlah diketahui bahwa bahwa pelaksanaan pembangunan fisik telah terlaksana dengan baik hal ini ditinjau dari telah dibangunnya sarana jalan umum yang mengunakan aspal beton yang memungkinkan masyarakat dapat menjalankan aktifitas kesehariaanya dengan lancar dan telah dilakukan penataan lingkungan pemukiman dengan baik dengan menyediakan tempat sampah umum diberbagai tempat pada kelurahan bende yang memungkinkan masyarakat membuang sampah pada tempatnya dan tidak lagi membuang sampah disembarang tempat yang dapat membuat lingkungan pemukiman menjadi kotor dan tidak sehat.
2. Pelaksanaan pembangunan non fisik
Salah satu bentuk pelaksanaan pembangunan pada Kelurahan Bende adalah pembangunan non fisik yang terfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan pembinaan mental spritual masyarakat. Adapun pembangunan non fisik pada Kelurahan bende akan diuraikan sebagai berikut.
a. Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor untuk menilai kemajuan pembangunan disuatu daerah, semakin baik kebersihan lingkungan disuatu daerah maka semakin baik pula pola pembanguna di daerah tersebut. Hal inilah yang di upayakan pada Kelurahan Bende, apa lagi mengingat wilayah kelurahan bende berada di pusat Kota Kendari yang mana Kota Kendari sebagai salah satu kota di Propinsi Sulawesi Tenggara yang mencanangkan meraih penghargaan Adipura. Untuk itulah pemerintah Kelurahan Bende berupaya menjaga kebersihan lingkungannya dengan berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Sebgai salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya, pemerintah Kelurahan Bende senantiasa melakukan penyuluhan tentang perlunya menjaga kebersihan lingkungan masyarakat, penyuluhan ini sering dirangkaikan dengan pemberian pelatihan menjaga kebersihan pelatihan selain itu juga sering dilakukan gotong royong membersihkan lingkungan pemukiman masyarakat yang dilakukan setiap minggu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
Adapun tanggapan responden mengenai peningkatan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan pada Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Tanggapan Responden Peningkatan Kesadaran Masyarakat Menjaga Kebersihan pada Kelurahan Bende.
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 15
8
- 65,22
34,78
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Berdasarkan data diatas, tampak bahwa responden yang mengatakan peningkatan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan pada Kelurahan Bende dalam kategori baik, dimana sebanyak 15 orang responden (62,22%), menyatakan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan pada Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa pemerintah Kelurahan Bende senatiasa melakukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kepada masyarakat yang dilaksanakan setiap dua bulan sekali, kegiatan ini dirangkaikan dengan pemberian pelatihan menjaga kebersihan lingkungan kepada masyarakat, disamping itu untuk menjaga agar kebersihan lingkungan di Kelurahan Bende tetap terjaga maka pemerintah Kelurahan Bende bersama masyarakat senantiasa bergotong royong dalam membersihkan lingkungannya setiap minggu.
Sedangkan sebanyak 8 orang responden (34,78%) menyatakan peningkatan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan pada Kelurahan Bende adalah kurang baik, dengan alasan bahwa masyarakat masih saja kurang sadar dalam menjaga kebersihan lingkungannya padahal pemerintah Kelurahan Bende telah meklakukan berbagai penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi masyarakat masih saja ada yang membuang sampah rumah tangganya tidak pada tempatnya, sehingga hal ini tetntunya akan mengagangu terciptanya lingkungan Kelurahan Bende yang sehat dan bersih.
‘’Hasil wawancara dengan Ketua RW 05 Kel. Bende Bapak Abd. Rahman diketahui bahwa upaya peningkatan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan pada Kelurahan Bende telah dilakukan oleh apparat pemerintah Kelurahan Bende dengan jalan melakukan berbagai penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, sebgai tindak lanjut dari upaya penyuluhan tersebut pemerintah kelurahan bende bersama masyarakat melakukan kerja bakti dalam membersihkan lingkungannya setiap minggu, dengan demikian masyarakat dapat meningkatkan kedarannya dalam menjaga kebersihan lingkungan pemukimannya (Wawancara, 12 Oktober 2010)’’.

Sesuai dengan penjelasan tabel dan hasil wawancara diatas dapatlah diketahui bahwa bahwa upaya peningkatan kedaran masyarakat dalam menjaga keberihan lingkungannya telah dilakukan oleh aparat pemerintah Kelurahan Bende dengan jalan mengadakan penyuluhan keberihan kepada masyarakat yang dirangkaiakan dengan pelatihan kepada masyarakat mengenai upaya menjaga kebersihan lingkungan secara benar, disamping itu pemerintah Kelurahan Bende bersama-sama masyarakat dikelurahana ini senantiasa bekerja bakti setiap minggunya dalam menjaga kebersihan lingkungannya.
b. Pembinaan Mental Spritual Masyarakat
Pembinaan mental spritual masyarakat merupakan salah satu kebutuhan penting masyarakat, karena terkait dengan sikap mental masyarakat dalam menjalankan keyakinannya dan menjaga hubungan dengan sesamanya. Semakin baiknya kepribadian dan mental spiritual seseorang, maka akan semakin diterima oleh masyarakat, sehingga hubungan dan pergaulan dalam masyarakat akan semakin baik pula.
Pembinaan mental spritual masyarakat pada kelurahan bende telah dilakukan dengan baik, hal ini tampak dari rutinnya kegiatan majelis taklim di Kelurahan Bende dalam melakukan kegiatan pengajian di masjid, disamping itu kegiatan rutin lain yang sering dilakukan adalah seringnya dilakukan perlombaan mengaji dan perlombanaan adzan yang dilakukan para remaja masjid dikelurahan bende yang diperuntukan pada anak-anak usia sekolah samapai remaja, dengan tujuan memebekali generasi muda di kelurahan bende dengan ilmu agama sehingga diharapkan akan memperbaiki dan meningkatkan mental spiritual generasi muda yang pada akhirnya menjadikan generasi muda dikelurahan bende menjadi generasi yang berakhlak mulia.
Adapun tanggapan responden mengenai pembinaan mental spritual masyarakat pada Kelurahan Bende dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Tanggapan Responden pembinaan mental spritual masyarakat pada Kelurahan Bende.
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3. Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 19
4
- 82,60
17,40
-
Jumlah 23 100
Sumber Data : Data Olah Kuisioner, Tahun 2010
Berdasarkan data diatas, tampak bahwa responden yang mengatakan pembinaan mental spiritual masyarakat pada Kelurahan Bende dalam kategori baik, dimana sebanyak 19 orang responden (82,60%), menyatakan bahwa pembinaan mental spritual masyarakat pada Kelurahan Bende adalah baik, dengan alasan bahwa pemerintah Kelurahan Bende senatiasa melakukan upaya pembinaan mental spritual masyarakat dengan meningkatkan peran majelis taklim dan remaja masjid dalam pembinaan mental spritual masyarakat di Kelurahan Bende, upaya yang dilakukan dengan kegiatan rutin mengadakan pengajian oleh majelis taklim Kelurahan Bende selain itu peningkatan peran remaja masji dalam membina akhlak generasi muda dengan ruti mengadakan kegiatan perlombaaan mengaji maupun perlombaan adzan bagi anak usia sekolah maupun kepada para remaja di Kelurahan Bende, dengan demikian diharapkan mental spritual masyarakt dikelurahan bende akan meningkat.
Sedangkan sebanyak 4 orang responden (17,40%) menyatakan bahwa pembinaan mental spiritual masyarakat pada Kelurahan Bende adalah kurang baik, dengan alasan bahwa masyarakat masih saja kurang proaktif mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kegiatan mengaji yang diadakan oleh majelis taklim maupun remaja masjid di kelurahan bende, untuk itu perlu adanya sikap proaktif dari pemerintah kelurahan bende adalam meningkatkan mental spritual masyarakat dikelurahan bende.
‘’Hasil wawancara dengan Ketua RW 01 Kel. Bende Bapak Muh. Ikhsan diketahui bahwa upaya peningkatan pembinaan mental spritual masyarakat pada Kelurahan Bende telah dilakukan dengan meningkatkan peran aktif remaja masjid dan majelis taklim keluraha bende dalam pembinaan ahlak dan metal spritual masyarakat dengan kegiatan rutin mengadakan pengajian dan perlombaan mengaji maupun adzan kepada generasi muda di kelurahan bende, sehingga harapan kedepannya menjadikan masyarakat dikelurahan bende menjadi masyarakat yang memiliki ahlak dan metal spritual yang baik (Wawancara, 12 Oktober 2010)’’.
Sesuai dengan penjelasan tabel dan hasil wawancara diatas dapatlah diketahui bahwa bahwa upaya pembinaan mental spritual masyarakat pada Kelurahan Bende telah dialakukan dengan baik dengan meningkatkan peran aktif majelis taklim dan remaja masjid di Kelurahan Bende dalam pembinaan mental spritual masyarakat.
(Sumber: Risna. 2011. ADM Fisip Unhalu)