A. Kendari Sebelum Terjadinya Perubahan Sosial Politik
Konawe merupakan salah satu kerajaan yang pernah ada di Sulawesi tenggara, yang wilayahnya sekarang sebagian masuk dalam wilayah kabupaten dati II kendari.
Proses terbentuknya kerajaan konawe, ddimalai dengan terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat dari daratan konawe(unaaha). Sejak kedatangan mereka dari danau matana,(Sulawesi tengah) kemudian bersatu dalam satu kesatuan hidup, lalu berkembang menjadi penduduk asli daratan kendari(konawe) yakni suku Tolaki. Kerajaan konawe mempunyai batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan kerajaan luwu.
2. Sebelah timur berbatasan dengan laut Maluku dan laut Banda.
3. Sebelah selatan barbatasan dengan selat tiworo.
4. Sebelah barat berbatasan dengan kerajaan mekonga.
Ditinjau dari sudut strategi pertahanan, letak kerajaan konawe sangat baik sekali, oleh karena terletak ditanah datar, yakni berada diketingian 700 meter dari permukaan laut serta dikelilingi oleh gunung-gunung. Tetapi sebaliknya, bila dilihat dari sudut ekonomi terutama perdagangan, pusat kerajaan konawe kurang strategis, karena letaknya sangat jauh dari pantai yang merupakan lalu lintas perdagangan. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan perekonomian kerajaan konawe sangat lamban, bila dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan yang berada didaerah pantai.
Kerajaan konawe mengalami masa kejayaan pada masa kerajaan Tebawo pada masa pemerintahan tebawo disusun organisasi pemerintahan yang teratur. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya ketentraman dari dalam negri dan luar negri. Antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah terjadi hubungan yang baik menyebabkan ketentraman dalam negri.
Struktur organisasi pemerintahan itu disebut “siwole mbatohu” dan “pitu dula batu”(talam berisi/bersegi empat dan tujuh wada batu), yakni:
Siwole mbatohu adalah empat wilayah besar kerajaan konawe, yaitu:
1. Tambo ilosoano oleo(gerbang timur) yai
2. tu ranomeeto dengan pimpinanya bergeler sapati:
3. Tambo itepuliano oleo(gerbang barat) yaitu latoma dengan pimpinanya yang bergelar sabandara.
4. Barata I’hana(sayap kanan)yaitu Tonga una yang dipimpin oleh ponghawa.
5. Barata I’moeri(sayap kiri) yaitu asaki yang dipimpin oleh inowa.(B. Bhurhanuddin,1978:30).
Setiap wilayah dari siwole mbatohu diatas, ditempatkan seorang pejabat kerajaan dengan status raja bawahan yang bertangugn jawab langsung kepada mokole (raja) di unaaha. Unaaha adalah ibukota atau pusat kerajaan konawe. Dijadikanya unaaha sebagai pusat kerajaan dan pusat pemerintahan dikerajaan konawe, karena dilihat dari segi strategis keamanandan pengembangan wilayah kerajaan, demikian pula dari segi kelancaran administrasi pemerintahan serta pertimbangan social politik, social budaya dimana unaaha terletak ditengah-tengah wilayah dari Siwole mbatohu. Begitu pula wilayah kerajaan disusun kedalam tiga tingkatan kekuasaan pemerintahan yaitu:
1. Wonua(kerajaan) dikepelai oleh mokole(raja)
2. Tobu(daerah) dikepalai oleh puutobu
3. Napo(desa) dikepalai oleh toono motuo
Sedangkan dewan kerajaan terdiri dari tiga dewan yaitu:
1. Dewan kerajaan terdiri dari:
a. Mokole sebagai kepala Negara
b. Sule mandara sebagai perdana mentri
c. Kotu bitara selaku mahkama agung
d. Puutobu tuoy sebagai urusan dalam kerajaan
e. Tutuwi motaha selaku panglima kerajaan
f. Raja muda atau putra mahkota yang disebut Inea sinomu
2. Dewan cabinet terdiri dari:
a. Sapati berkedudukan diranomeeto
b. Sabandara berkedudukan di wowa la toma
c. Pongawa berkedudukan ditonga una
d. Inoma berkedudukan di asaki(lambuya)
e. Tusa wuta berkedudukan dikasipute
f. Kapita anamoleko selaku mentri angkatan darat berkedudukan diuepai
g. Kapita lau(kapita bondoala) selaku mentri angkatan laut berkedudukan di sampara
Angota-angota dewan cabinet, disamping mempunyai tugas sebagai mentri juga bertugas sebagai kepala wilayah.
3. Dewan rehdahan terdiri dari:
Dewan rendahan terdiri dari para puutobu yang dibantu oleh para toono motuo pada tiap Napo.tiap-tiap toono motuo dibantu aleh para penjabat fungsionaris yang terdiri dari:
a. Pembina masyarakat yaitu pabitara, posudo dan tolea.
b. Urusan kesejahteran yaitu mbuowai, mbuakoi dan mbusehe
c. Urusan keamanan: tamalaki dan otada
Setelah tersusun struktur pemerintahan kerajaan di tetapkanlah personalia Dewan Kerajaan danDewan Kabinet sebagai berikut:
1. Dewan Kerajaan(Pemerintah pusat)
2. Mokole yaitu Kalenggo berkedudukan di Unaaha.
3. Sulemandara yaitu Kalenggo berkedudukan di Puosu.
4. Kotubitara yaitu Lele Suwa berkedudukan di Wonggeduku.
5. Puutobu Tuoy yaitu Podada berkedudukan di Unaasi.
6. Tutuwi motana yaitu Pakandeate berkedudukan diAnggaberi.
7. Inea Sinumo yaitu Maranay berkedudukan di Abuki.
Sedangkan dewan cabinet yang tugasnya sebagai penguasa wilayah dijabat oleh:
1. Seperti dijabat oleh sorumba berkedudukan diranomeeto.
2. Sabaranda dijabat oleh buburanda berkedudukan di wowa latoma.
3. Pongawa dijabat oleh paluwa berkedudukan dironha una.
4. Inowa dijabat oleh imbanahi berkedudukan di asaki lambuya.
5. Tusa wuta dijabat oleh latuo berkedudukan di kasipute.
6. Kapita ana molepo dijabat oleh Tariadala berkedudukan di uepay.
7. Kapita lau dijabat oleh hariban berkedudukan di sambara/pohara(dokumenta, 1977-1982:123).
Tiap-tiapdaerah/wilayah terbagi oleh beberapa tobu yang dipimpin oleh beberapa puutobu. Kemudian tobu dendiri terbagi atas beberapa napo(desa). Kerajaan konawe mempunyai 30 puutobu dan 300 toono motuo. Disamping itu, juga ditentukan para pemegeng arsipumum yang bertempat tingal dipehanggo, petugas pesenjataan tewanga yang dikordinir langsung oleh sulemandara dipuuosu.
Tebawo adalah mokole yang bijaksana dan ahli dalam hokum adat. Berkat keahlianya dalam menatur tata kehidupan masyarakat yang pelaksanya dirasakan adil,sehinga rakyat hidup tentram dan damai.
Mokole tebawo, disamping menjalankan politik dalam negri juga melaksanakan politik luar negri yang bebas aktif, terutama hidup berdampingan secara damai dengan kerajaan-kerajaan tetanganya,sehinga berdatanganlah pedagang-pedagang dari luar, antara lain: buton dan binongko yang dating untuk menukarkan barang-barang dagangan mereka dengan beras(gaba) dari konawe. Barang-barang yang didatangkan dari luar seperti: sarung, gong, kendi, barang peceh dalam dan barang-barang porselin.
Hasil-hasil pertanian kerajaan konawe berlimpah ruah, seperti beras dan ternak. Oleh karena itu, rakyatnya mengekspor kedaerah-daerah disekitarnya yang kemudian ditukarkan dengan barang-barang yang diperlukan masyarakat konawe.
Hubungan kerja sama ini terjalin dengan dasar saling hormatmenghormati kedaulatan negri masing-masing. Kerja sama dibidang politik,pertahanan, ekopnomi dan social budaya. Disamping itu para pedagang yang masuk ke kerajaan konawe telah memeluk agama islam, sehinga kedatangan mereka bukan saja untuk berdagang tetapi juga menyebarkan agama islam.
Mokole tebawo membagi wilayah kekuasanya dengan tujuan untuk memperlancar roda pemerintahan baik secara horizontal maupun secara vertical. Seperti yang dikemukakan oleh abdul rauf tarimana dalam hasil penelitianya yang berjudul “budaya kepemimpinan (mohupuki wonua) dalam masyarakat tolaki(1989:51).
a. Adanya kesatuan pemerintah(uniti of command) dari pusat kerajaan (dari atas) kebawa, melalui tingkat wilayah, tingkat puutobu sampi tingkat napo (desa) yang jelas dan tegas (tidak simpan siur).
b. Secara horizontal, adanya garis hubunngan kordinasi keatas. Namundari masing-masing penjabat kerajaan baik dari tingkat pusat(kerajaan), tingkat wilayah (tobu)maupun tingkat napo yang mengambarkan adanya kesatuan tangung jawab antara bawahan dan pimpinan pada semua jenjang dan tingkatan unit pemerintahan.
Mokole tebawo dipandang sebagai seorang pemimpin yang demokratis, karena selalu berusaha mensinkronisasikan antara kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahanya dan selalu berusaha mengutamakan kerja sama dalam usaha mencapai tujuan. Mokole tebawo mangkat dalam usia lanjut dan diberi gelar sangia inato (sangia=dewa, inato=diatas).
sumber (Aswati, 1996) Balai Penelitian Unhalu