Cari

Sabtu, 12 Maret 2011

Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Pemberantassan ILLEGAL LOGGING Untuk Menurunkan Angka Kerusakan Hutan Di Kabupaten Konawe Selatan”.

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kampanye lingkungan merupakan aktifitas komunikasi didalam menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktifitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada satuan waktu tertentu. (Rogers & Storey, 1987).
Terlepas dari semua itu Kampanye tentang Pemberantasan pembalakan liar terus “memanas” dan “mengglobal”, Terlepas dari segala kontroversial yang masih ada, Kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi opini individu dan publik, kepercayaan, tingkah laku, minat, serta keinginan audiensi dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif (Rice dan Paisley). Selanjutnya Rice dan Paisley, mendefinisikan komunikasi dalam berkampanye merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang bernama antar individu” suatu lambang yang sama-sama dimengerti .Kampanye menggunakan interaksi simbolis artinya pengoperan symbol-simbol atau lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna tertentu dalam berkampanye. Lambang komunikasi itu sendiri bisa berupa bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda (sign), gambar-gambar, isarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil sesuai yang telah direncanakan oleh komunikator. Dengan lambang-lambang tersebut komunikan termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan senang hati apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hubungan dengan interaksi simbolik tersebut maka kegiatan kampanye bersifat psikologis. Dalam pelaksanaan kegiatan kampanye, pendekatan persuasife merupakan kegiatan penting, karena di sini membahas upaya merubah perilaku individu dan massa
kampanye stop ILLEGAL LOGING telah memenuhi semua jenis media komunikasi publik di seluruh dunia. Mulai dari media cetak, radio, tv, dan internet. Tak ketinggalan dunia perfilman, isu-isu mengenai lingkungan hidup dan global warming juga telah menjadi tema banyak film yang diproduksi di berbagai negara di seluruh dunia belakangan ini. Untuk mencegah agar kondisi hutan tidak semakin rusak, dan tentunya akan berkontribusi dalam menjaga fungsi hutan sebagai penyimpan dan penyerap karbon, maka beberapa lembaga yang konsern terhadap pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan, (sustainable forest management), dimana kerugian luar biasa yang sangat sulit di atasi dan membutuhkan jangka waktu yang relatif sangat lama untuk mengembalikan hutan kita selalu dikhotbahkan diantaranya oleh Perkumpulan Telapak, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Jaringan untuk Hutan (JAUH) – Sulawesi Tenggara dan Forest Watch Indonesia (FWI), mendorong community logging menjadi salah satu solusi dalam mencegah terjadinya deforestasi dan degradasi hutan.
Di Sultra penyebar luasan informasi komunikasi turut berperan penting dalam membangun perspektif masyarakat terhadap persoalan lingkungan. Menyadari pentingnya komunikasi-informasi para pemangku kepentingan pihak dalam proses interaksi menuju terciptanya pelestarian lingkungan, Perkumpulan Wartawan Lingkungan (Green Press) Kendari yang beranggotakan wartawan-wartawan secara personal dari berbagai media di Sulawesi Tenggara (Kendari Ekspres, Kendari Pos, Media Sultra, Sultra Pos, Kendari TV, dan Radio Swara Alam) melakukan refleksi dan serangkaian kegiatan dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2006 dengan tema “Pedulilah Lingkungan Sebelum Bencana Datang”. Kegiatan ini diselenggarakan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan melalui publikasi, komunikasi dan informasi.
Berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh Green Press Kendari di antaranya: Kampanye penyelamatan lingkungan dengan ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan hidup.
Adapun dialog-dialog dan kegiatan lain seperti:
1. Dialog Publik Pengelolaan Lingkungan Hidup dilaksanakan sebagai upaya untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan membahas masalah-masalah lingkungan hidup yang dihadapi sehari-hari.
2. Dialog Publik Pencegahan Bencana Lingkungan Hidup dengan tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin masyarakat secara bersama mencegah terjadinya bencana lingkungan
3. Lomba Karya Tulis Ilmiah Populer Tingkat SLTA se- Kota Kendari, dengan tujuan untuk menumbuhkan kreativitas siswa dan kecintaannya pada lingkungan hidup.
Dinas Kehutanan Kab. Konawe Selatan sejak awal berdirinya sebagai kabupaten yang baru berdiri pada 2 Mei 2003, mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga sumber daya hutan tetap terjaga apa lagi Kab. Konawe Selatan memiliki potensi sumber daya kehutanan yang luar biasa. Berdasarkan survei Dinas Kehutanan Sulawesi Tenggara pada 2003, Konawe Selatan memiliki luas areal tanaman perkebunan rakyat sekitar 110.200 hektar, yang terdiri dari jenis tanaman yang belum menghasilkan seluas 9.900 hektar. Sedangkan tanaman menghasilkan seluas 37.500 hektar serta tanaman tidak menghasilkan seluas 1.160 hektar.
Beberapa langkah-langkah dan kegiatan guna mendukung program kampanye lingkungan telah di jalankan oleh pemerintah Terkait (DINAS KEHUTAN) di antaranya penempatan papan-papan pengumuman, Spanduk, Baliho tentang Larangan, bahaya dan dampak negatif ilegal logging Dengan Menampilkan gambar Bupati Konawe Selatan sudah dilakukan. Ada pula Kerja sama dengan mereka yang tergabung dalam LSM Jauh (Jaringan untuk Hutan) itu membentuk Koperasi Hutan Jaya Lestari (HJL) yang tersebar di 21 desa yang ada di 4 kecamatan yaitu Lainea, Kolono,Palangga dan Andoolo.
Kegiatan lainnya meminta lembaga yang mengeluarkan sertifikat untuk melakukan penelitian yaitu Forest Steward Council (FSC). Hasilnya, FSC yang begitu ketat dalam melakukan pengawasan pada pengelolaan hasil hutan berkesimpulan bahwa, system yang mereka terapkan layak mendapat sertifikat. Lembaga ini pun akan melakukan pengawasan dan meneliti setiap 5 tahun, untuk mengetahui konsistensi masyarakat dalam menjalankan system tersebut.
Tapi, Terdapat kesenjangan yang serius antara reportase investigasi yang independen dan analitis terhadap isu-isu lingkungan dengan bagaimana sumber daya alam dikelola untuk keuntungan atau kerugian masyarakat yang ada di Indonesia.
Dengan kata lain, Seiring maraknya Kampanye komunikasi yang sudah mememenggunakan beberapa jenis media dan pendekatan komunikasi dalam menyerukan stop illegal loging, tidak mempengaruhi laju kerusakan hutan, dimana masih banyaknya terdapat masalah-masalah lingkungan yang mencuat di permukaan yang bilamana di teliti secra cermat dan mendalam selalu berpangkal pada masalah lingkungan yang rusak sepeti: hilangnya cadangan hutan di mana tempat segala jenis flora dan fauna hidup dan berkembang biak, Semakin Sulitnya Mendapatkan Sumber Air, Cuaca Yang Ekstrim dan tidak menentu, Bencana Alam, sampai pada pemanasan global yang tentunya semua itu mengancam kehidupan umat manusia di bumi ini. Disini terdapat sesuatu yang cukup Kontradiktif dan krusial dan harus segera dilihat dari sisi mana Sehingga Kampanye tidak memliki efek yang kita harapkan. Inilah yang mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Pemberantassan ILLEGAL LOGGING Untuk Menurunkan Angka Kerusakan Hutan Di Kabupaten Konawe Selatan”.

(Sumber: Arbit-Jurusan Komunikasi FISIP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar