Cari

Selasa, 11 Januari 2011

hubungan pengawasan orang tua di rumah dengan prestasi belajar siswa

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak dan bukan tanggung jawab pemerintah saja atau masyarakat. Tetapi pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Sehubungan dengan itu, maka keterlibatan orang tua dalam membentuk dan mengembangkan watak dan kepribadian anak sangat penting.

Banyak pandangan tentang makna pendidikan. Hal tersebut wajar saja dan sangat tergantung pada sisi mana garapan pendidikan itu akan dikaji. Terlepas dari sisi mana seseorang memandang, namun ada kesamaan focus yang menjadi ciri hakiki garapan pendidikan, yaitu bahwa pendidikan merupakan usaha manusia dalam “memanusiakan manusia” dimyati (1994: 6), misalnya menyebut pendidikan sebagai “proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan utuh”.

Didalam keluarga dikenal dengan sebutan pendidikan informal, dimana pendidikan dalam keluarga tidak mempunyai program resmi seperti pendidikan formal . pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang berlangsung dirumah dan merupakan kodrat karena didalamnya terdapat hubungan darah antara orang tua dan anak. Karena sifat yang demikian itu, maka wewenang dalam keluarga tidak dapat diganggu gugat kecuali jika keluarga itu tidak dapat melaksanakan tugasnya . oleh karena itu, jika berbicara mengenai pendidikan keluarga berarti pembahasannya akan lebih tepat jika mengarah pada bagaimana cara orang tua itu mendidik, membina dan mendewasakan serta mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak disamping factor lain yang mendukung pengawasan orang tua perlu memperhatikan dan memahami kebutuhan anak dalam arti fisik maupun psikolagi secara lebih tepat.

Orang tua perlu mengetahui tahapan – tahapan perkembanagan kognitif anak, sebagai mana di nyatakan oleh Suwarsono, ( 2002 : 2 ) menyatakan bahwa komponen kemampuan manusia berkembang menurut empat tahapan yaitu tahap sesoriometer ( anak usia 0-2 thn ) tahap pra operasional ( usia 2-7 thn ) tahap operasional konkret ( usia 7-11 thn ) dan tahap operasional formal ( 11 thn ke atas ) dengan adanya pengetahuan dan pemahaman perkembangan jiwa anak akan dapat membantu anak meningkatkan kecerdasannya. Memang hal ini tidak mudah karena memerlukan kerja keras, pengertian, kearifan, kebijaksanaan dan arahan yang tepat dari orang tua.

Prestasi belajar siswa khususnya di SLTA diukur melalui rapor yang diperolehnya pada setiap akhir semester pelajaran, dalam kaitan ini maka upaya siswa untuk mencapai nilai optimal, tentu saja sangat membutuhkan pengawasan yang lebih banyak dari semua pihak yang terlibat di dalamnya, terutama orang tuanya. Hal ini sangat penting di lakukan oleh orang tua, mengingat anak dalam usia sekolah khususnya pada tingkat SLTA sangat memerlukan pengawasan dan perhatian dari orang tuanya. selain itu, tingkat berpikir anak pada usia ini masih relatif rendah sehingga untuk mengatasinya diperlukan pengawasan orang tuanya. Semakin baik pengawasan yang diberikan orang tua, di harapkan semakin tinggi pula prestasi belajar anaknya.

Peranan orang tua dalam memberikan pengawasan kepada anak akan sangat menentukan tingkat prestasi belajar yang di capai anaknya. Orang tua dalam mengembangkan dan meningkatkan potensi dasar siswa merupakan faktor utama dalam menentukan berhasil tidaknya pengembangan potensi anak. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi belajar siswa tergantung dari tingkat pengawasan orang tua yang secara otomatis akan berperan pada daya dan kemampuan anak terutama dalam mencapai prestasi belajarnya disekolah.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan adalah:

1. Bagaimana gambaran pengawasan orang tua dirumah pada siswa SMAN 5 Kendari?

2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa di SMAN 5 kendari?

3. Apakah ada hubungan pengawasan orang tua di rumah dengan prestasi belajar siswa di SMAN 5 kendari?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengawasan orang tua dirumah pada siswa SMAN 5 kendari

2. Untuk mengetahui bagaiman aprestasi belajar siswa Di SMAN 5 kendari

3. untuk mengetahui apakah ada hubungan pengawasan orang tua di rumah dengan prestasi belajar siswa pada siswa SMAN 5 kendari

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi orang tua tentang bagai mana pentingnya peranan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar seorang siswa.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti – peneliti lain dimasa yang akan datang.

E. Kajian pustaka

1. Konsep teoritis

a. Konsep belajar

Proses bejar dapat diartikan yaitu suatu proses dimana sesuatu yang kita tidak ketahui menjadi kita ketahui dengan menciptakan lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental merupakan suatu cara untuk membuat siswa merasa nyaman dalam belajar sehingga menciptakan sustu keadaan yang lebih baik untuk belajar secara optimal sehingga hal tersebut dapat menyebkan siswa berkonsentrasi dengan baik.

Banyak definisi para ahli tentang belajar, diantara adalah sebagai berikut adalah:

1. Skinner (dalam barlow, 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

2. Hilgard & Bower dalam bukunya theories of learning (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseoarang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dsb)

3. M.sobry sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu(2004),mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendari dalam intreraksi dengan lingkunganya.kaki seseorang patah karna terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng,ini tidak bisa di sebut perubahan hasil belajar.jadi,perubahan yang bagaimana yang dapat di sebut belejar?perubahan yang di maksud di sini adalahperubahan yang terjadi secera sadar (disengaja)dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4. C.T.Morgan dalam introduction to psychology (1962}merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkam tingkah laku sebagai akibat atau hasil atau pengalaman yang lalu.

5. Thursan Hakim dalam bukunya belajar secara efektif (2002),mengartikan bahwa belajar adlah suatuh proses perubahan di dalam kepribadiaan manusia,dan perubahan tersebut di tampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingka laku seperti peningkatan kecakapan,pengetahuan,sikap,kebiasaan,pemahaman,keterampilan,daya fikir dan lain-lain kemampuannya.

b. prestasi belajar

prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang di capai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga dapat di artikan sebagai kemampuan maksimal yang di capai seorang anak dalam suatu usaha yang menhasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Lebih lanjut Nurkancana dan Sunarsana (1992) mengatakan: prestasi belajar bisa juga di sebut kecakapan aktual ( actuabiliti ) yang di peroleh seseoarng setelah belajar, sustu kecakapan potensial (potencial abiliti) yaitu kemampuan dasar yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukan dalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan ( abiliti).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan dimasukkan dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata ( actual) bukan kecakapan potensial.

Prestasi belajar ini dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes. Tes yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar merupakan suatu alat untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep.

c. pengertian dan tujuan bimbingan orang tua

Istilah bimbingan di gunakan sebagai terjemahan dari istilah bahasa ingris ”guidance” dalam penggunaan istilah bimbingan timbul beberapa kesulitan karena kata ”bimbingan” suadah mempumyai arti yang mengarah kepandidikan. Menurut kamu guidance arti yang khusus terutama menunjuk pada dua hal, yang masin-masing dapat berdiri sendiri yaitu:

1. memberikan sekelompok orang dan atas dasar pengetahuan, imformasi atau nasehat kepada sekelompok orang.

2. Menuntun/mengalihkan kearah suatu tujauan. Dalam rangka hubungan antara orang tua dewasa dengan anak-anak, bimbinan selalu dapat berarti usaha sadar yang di sengaja untuk menuntun seoarang anak kearah dewasanya.

Dari beberapa pengertian yang di jelaskan di atas mak dapat di simpulkan bahwa pengertian bimbingan adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan, artinya kegiatan ini selalu di ikuti secara terus menerus dan aktif sampau seterusnya.

2. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini seperti yang di laporka oleh:

FITRIA MADO (2000) dengan judul hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada SMAN 2 kendari berkesimpulan bahwa ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada SMAN 2 kendari ( dengan koefisien korelasi 0,604)

APRILIYANI (2004) dengan judul hubungan antara minat dengan hasil belajar Ips Ekonomi siswa kelas II SMAN 3 kendari soropia, dengan kesimpulannya ada hubungan antara minat dengan hasil belajar ( dengan koefisien korelasi 0,73)

3. Kerangka pikir

Hubungan pengawasan orang tua di rumah dengan prestasi belajar siswa

Untuk dapat mengarahkan dan meningkatkan prestasi belajar anak dengan segala potensi yang dimiliki dengan baik, maka di perlukan pengawasan yang di jalankan oleh para orang tua di dalam kehidupan orang tua didalam kehidupan anak terutama dalam kegiatan belajar dirumah. Nasution,( 1986 : 10 ) menyatakan bahwa jika kita ingin menjadi seseorang yang memiliki prestasi yang tinggi disekolah maka dalam rumah tangga haruslah di beri pengawasan dan bimbingan kepada anak-anak sehingga mereka lebih bergairah dan terdorong hatinya untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah.

4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, kajian pustaka dan kerangka pikir maka hipotesis penelitian yang di ajukan adalah terdapat positif antara hubungan pengawasan orang tua dirumah dengan hasil belajar siswa di SMAN 5 kendari

F. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 kendari baruga tahun ajaran 2009/2010 yang di mulai pada tanggal 23 Desember 2009 sampai 20 februari 2010

2. Desain Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu prestasi belajar siswa di SMAN 5 kendari sebagai variabel terikat (y) dan pengawasan orang tua sebagai variabel bebas (x)

Desain hubungan antara variabel bebas (x) adalah

X Y

Keterangan :

Y = Prestasi belajar siswa di SMAN 5 kendari

X = pengawasan orang tua

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh orang tua siswa kelas II jurusan IPS pada SMAN 5 kendari tahun pelajaran 2009/2010 sebayanyak 80 orang dengan jumlah siswa 91rang yang terdiri dari 3 kelas.

Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode proporsional Random Sampling, besarnya sample penelitian ditetapkan 25% dari jumlah populasi yang ada sehingga di peroleh sample sebanyak 21 orang. Oleh karena orang tua siswa yang menjadi sample harus respresentatif mewakili populasi siswa kelas II pada SMAN 5 kendari tahun pelajaran 2009/2010, anggota sample ditarik secara acak sehingga mendapat peluanga sama untuk dijadikan sample penelitian, lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Table 1. jumlah orang tua siswa kelas II pada SMAN 5 kendari tahun pelajaran 2009/2010

kelas

Siswa

Orang tua

Persentase (25%)

Responden (orang)

II1

II2

II3

29

32

30

24

29

27

24 x 25% =6,00

29 x 25% =7,25

27 x 25% =6,75

6

8

7

jumlah

91

80

80 x 25% =20,00

21

4. Instrumen dan tehnik pengumpulan data

Tehnik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1.Library Research ( Data kepustakaan)

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengkajian terhadap berbagai literatur dan penelitian ilmiah yang ada relevansinya dengan penelitian.

2.Penelitian Lapangan, yaitu pengumpulan data secara langsung di lapangan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara ( Interview )

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dan terarah dengan orang tua siswa dan pihak yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai berbagai hal yang relevan dengan penelitian ini.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat atau mengcopy berbagai laporan tertulis/ bahan resmi, terutama berupa arsip yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa yang di peroleh dari nilai rapor.

5. Tehnik analisis data

Tehnik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu mengungkapkan data secara objektif atau apa adanya sesuai dengan objek yang di teliti. Deskriptif kuantitaif yaitu untuk menjelaskan setiap karakteristik masalah yang sangat berhubungan dengan angka-angka dan juga digunakan pendekatan persentase.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, 1981. Bimbingan dan Motifasi Belajar. Gramedia. Jakarta.

Dinn, wahyudin…, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas terbuka.

Iskandar, 2009. Metodologi Penalitian Pendidikan dan Sosial ( kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta. Gaung Persada Press.

Pupuh Faturrohman, M Sobri Sutikno. 2007. Strategi Belajar. PT Refika Aditama. Bandung.

Suwarsono, 2002. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar